Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menerangkan PT Trans Airways yang merupakan anak usaha CT Corp milik Chairul Tanjung tidak mengambil hak rights issue-nya. Porsi saham CT dapat terdilusi menjadi 6,33 persen.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menerangkan seiring dengan tidak diambilnya jatah hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) oleh Trans Airways terdapat konsekuensi bagi perseroan yakni kepemilikan sahamnya terdilusi.
"Trans Airways tidak melakukan exercise saham ini sehingga tentu saja ada konsekuensinya, Trans Airways ini tidak berpartisipasi dalam rights issue kali ini," jelasnya dalam paparan publik insidentil, Selasa (27/12/2022).
Lebih jauh, Irfan menyiratkan tidak semua jatah rights issue porsi publik diambil seluruhnya, karena memang rights issue ini sebagai bagian dari pemerintah menyuntikan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun.
"Saya tidak ingin katakan tertarik atau tidak, data kami cukup besar yang mengikuti rights issue ini, tetapi memang bukan untuk publik, jadi pemegang saham Garuda saja, kami perkirakan atau berharap ketika semua proses ini selesai, suspensi dilepas, harga saham menjadi lebih bergairah," tambahnya.
Berdasarkan prospektusnya, jumlah saham baru yang akan diterbitkan dalam rights issue ini sebanyak-banyaknya 63.210.504.593 saham atau 63,21 miliar saham.
Baca Juga
Rasio HMETD menjadi 10.000.000 berbanding 24.418.256. Dengan harga pelaksanaan HMETD Rp196 per saham. Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk melaksanakan HMETD, kepemilikannya dapat terdilusi sebesar maksimum 70,95 persen.
Dalam rencana private placement, GIAA bakal menerbitkan total 26.431.804.081 saham baru atau 26,43 miliar saham. Rinciannya, konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) pemerintah sebesar Rp1 triliun menjadi 5.102.040.816 saham baru atau 5,1 miliar saham baru, serta konversi utang menjadi saham sebanyak 21.329.763.265 saham baru atau 21,32 miliar saham.
Dengan demikian, total saham baru yang diterbitkan Garuda Indonesia (GIAA) sebanyak-banyaknya mencapai 89.642.308.674 saham seri C atau 89,64 miliar. Ditambah dengan saham yang sudah ada sebanyak 25.886.576.254 saham, sehingga total saham GIAA setelah proses rights issue dan private placement maksimal mencapai 115.528.884.928 saham atau 115,52 miliar.
Dengan jumlah saham grup CT sebanyak 7.316.798.262 saham atau 7.31 miliar setara 28,27 persen kepemilikan sebelum rights issue dan private placement (PP) dibandingkan dengan total saham baru mencapai 115,52 miliar bakal mengubah kepemilikannya menjadi 6,33 persen.