Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) memastikan bakal menerbitkan sukuk global baru antara US$70-US$80 juta bersamaan dengan private placement (PP) pada 28 Desember 2022.
Dengan begitu, seluruh persyaratan agar suspensi sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dicabut dapat terselesaikan sebelum tutup tahun 2022 yang tinggal beberapa hari lagi.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menerangkan saham GIAA terkena suspensi atau penghentian sementara perdagangan sejak 18 Juni 2021 karena tidak mampu membayar bunga dan cicilan sukuk global dengan nilai pokok sebesar US$500 juta atau Rp7,8 triliun (kurs Rp15.600).
"Kami waktu itu wanprestasi terhadap sukuk, syarat lepas suspensi kami terbitkan suku baru setelah restrukturisasi sukuk lama senilai US$500 juta, setelah PKPU mendapatkan pemotongan jadi sukuk dengan harga US$70-US$80 juta, ini harus diterbitkan dahulu," terangnya dalam paparan publik insidentil, Selasa (27/12/2022).
Dia menegaskan penerbitan sukuk global baru senilai hingga Rp1,09-Rp1,28 triliun tersebut dilaksanakan berbarengan dengan rampungnya proses private placement yang dijadwalkan berlangsung esok hari, pada 28 Desember 2022.
Dengan begitu, emiten bersandi GIAA ini dapat menyampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memenuhi seluruh persyaratan agar suspensi terhadap sahamnya dicabut.
Baca Juga
"Adapun yang menentukan dilepasnya suspensi ini otoritas, tugas Garuda memastikan seluruh persyaratan bisa kami selesaikan sebelum akhir tahun ini atau di 28 Desember atau lebih-lebih sedikit ya," tambahnya.
Saat ditanya kembali oleh salah seorang investor ritel, Irfan menegaskan sukuk global baru dapat diterbitkan paling lama 2 hari lagi. "Kami merasa tidak adil suspensi lebih lama, kami harapkan 1-2 hari ini bisa diselesaikan, dan kami sampaikan ke otoritas sehingga bisa melepas suspensi," katanya.
Namun, dibalik penyesalan cukup lamanya saham GIAA terkena suspensi, Irfan sedikit mensyukuri karena ketika GIAA kembali diperdagangkan fundamental perusahaan telah menjadi jauh lebih baik.
Lebih jauh, dari nilai sukuk global US$500 juta tersebut, GIAA menggunakan pembalikan menjadi ekuitas 2/3 dari total utangnya tersebut sesuai kebijakan dalam homologasi PKPU pada Juli 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio menambahkan seiring dengan masuknya sebagian nilai sukuk global ke dalam ekuitas dalam proses private placement yang tengah berlangsung dan sisanya tetap menjadi sukuk baru yang diterbitkan bersamaan dengan private placement.
"Pembalikan utang menjadi ekuitas, disampaikan plus sukuk 2/3 senilai US$70 juta itu menjadi surat utang baru atau new sukuk, sisanya kalau kinerja membaik, value kapitalisasi perusahaan akan membaik [melalui kepemilikan saham]. Homologasi ini win win solution kreditur, vendor, pemegang sukuk, dan Garuda, di masa depan ada prospek yang baik dan market besar, ini menjadi pertimbangan mengapa homologasi terjadi," jelasnya.