Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diterpa Isu Resesi, Bitcoin Masih Bisa Bangkit

Isu resesi dan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tingg tentunya akan memiliki pengaruh pada pasar kripto seperti bitcoin.
Isu resesi dan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tingg tentunya akan memiliki pengaruh pada pasar kripto seperti bitcoin. /Istimewa
Isu resesi dan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tingg tentunya akan memiliki pengaruh pada pasar kripto seperti bitcoin. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah potensi resesi global dan kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (Fed), aset kripto seperti bitcoin mempertahankan momentumnya.

Berdasarkan data coinmarketcap, Selasa (27/12/2022), pada pukul 17.15 WIB, harga Bitcoin (BTC) menguat 0,45 persen selama sepekan terakhir dan menguat 0,02 persen dalam 24 jam ke harga US$16.866.

Selain BTC, ada Ethereum (ETH) yang menguat 1,1 persen dalam sepekan. Sementara itu, top gainers aset kripto selama sepekan terdapat Terra Classic (LUNC), Helium (HNT), Lido DAO (LDO) yang masing-masing menguat 34,75 persen, 12,8 persen, dan 10,06 persen.

Timothius Martin, Chief Marketing Officer Pintu, menerangkan kondisi ekonomi secara makro masih memiliki tantangan. Namun, aset kripto sebagai investasi masih terus mencuri perhatian masyarakat di tengah tekanan yang luar biasa ini.

"Secara bertahap saya meyakini perlahan kondisi ekonomi akan mengalami kebangkitan yang memang mungkin akan memakan waktu yang tidak dapat diperkirakan. Sambil menunggu hal tersebut, persiapan yang matang yaitu mengisi pengetahuan tentang fundamental aset kripto dan pengelolaan keuangan yang baik dapat mengantarkan kita menjadi investor yang lebih kuat dan matang,” terangnya dalam riset, Selasa (27/12/2022).

Dia menerangkan berita terkait resesi terus membayangi. Data dari jobless claims (klaim tunjangan pengangguran) serta data Produk Domestik Bruto (PDB) di Amerika Serikat menandakan The Fed mungkin tetap harus mempertahankan kenaikan suku bunga.

Secara spesifik initial jobless claims yaitu mengukur jumlah individu yang sedang mencari pekerjaan dan telah mengajukan permohonan tunjangan pengangguran dari pemerintah, pada minggu ini masih dalam angka yang rendah dan diperkirakan masih akan berada di kisaran angka yang sama sejak Mei 2022.

Hal tersebut menandakan pasar tenaga kerja masih belum mengalami cooling down atau angka pengangguran masih terbilang besar.

Dari sisi tingkat pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga naik menjadi 3,2 persen dari sebelumnya pada kuartal kedua sebesar 2,9 persen. Namun, tingkat pertumbuhan tersebut masih terus menimbulkan pertanyaan bahwa, apakah The Fed tidak melakukan yang terbaik untuk mengontrol pertumbuhan dan inflasi yang lebih kuat dari yang diharapkan.

"Kedua indikator ekonomi di atas tampaknya mendukung skenario hard-landing atau perlambatan ekonomi dalam negeri. Selain itu di pasar saham terdapat aksi jual saham yang mengakibatkan harganya turun di awal pekan karena khawatir akan resesi yang membayangi," terangnya.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tinggi dan lebih lama yang tentunya akan memiliki pengaruh pada pasar kripto.

Sementara itu, pasar kripto masih di tengah berbagai ketidakpastian. Dari peristiwa yang dialami exchange crypto global yang mengakibatkan Fear, Uncertainty, dan Doubt (FUD) masih terus berlanjut.

Dilihat dari grafik harian, aset kripto BTC telah membuat EMA 21 hari sebagai resistance-nya dan sudah 4 hari BTC berada di bawah garis. Saat ini resistensi BTC berada di US$17.000.

Dalam jangka panjang, BTC terlihat masih berada pada formasi pola falling wedge, dan terlihat juga pola bearish divergence yang tersembunyi. Harga BTC tampaknya akan retest di level US$18.000 (moving average 300 minggu) dan level US$19.000 (the upper bound of the channel) dan membentuk bearish leg lainnya menuju level US$15.000.

"Mempertimbangkan sentimen pasar secara keseluruhan dan tanda-tanda aksi harga bearish, rejection dari top trend line dan kaskade lain mungkin terjadi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper