Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun ke 6.729 Sesi I, Saham GOTO, BBCA, BBRI Jadi Penekan

IHSG terkoreksi 0,75 persen atau 50,65 poin menjadi 6.729,05 akibat kejatuhan sejumlah saham big cap.
IHSG terkoreksi 0,75 persen atau 50,65 poin menjadi 6.729,05 akibat kejatuhan sejumlah saham big cap. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
IHSG terkoreksi 0,75 persen atau 50,65 poin menjadi 6.729,05 akibat kejatuhan sejumlah saham big cap. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada sesi I perdagangan hari ini Selasa (20/12/2022) seiring dengan kejatuhan saham big cap seperti BBCA, BBRI, GOTO, dan ARTO.

IHSG terkoreksi 0,75 persen atau 50,65 poin menjadi 6.729,05. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.715,04-6.780,56.

Tercatat, 156 saham menguat, 354 saham melemah, dan 174 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.264 triliun.

Sejumlah saham big cap menjadi penekan IHSG. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) masing-masing turun 1,16 persen dan 1,01 persen.

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) turun 3,26 persen ke Rp89, sedangkan afiliasinya PT Bank Jago Tbk. (ARTO) anjlok 5,99 persen ke Rp3.610.

Sebelumnya, Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya memperkirakan level resistance IHSG mencapai 6.880, sementara support di 6.720 pada perdagangan hari ini.

“Tanpa ada arahan yang solid dari indeks-indeks global pada Senin (19/12/2022), IHSG masih rawan pelemahan dengan support kuat di 6.720 di Selasa (20/12/2022). Di sisi lain, potensi rebound ke kisaran 6.830 sampai 6.850 tetap terjaga apabila IHSG bertahan di atas level psikologis 6.800,” tulis Phintraco, Selasa (20/12/2022).

Indeks-indeks Wall Street melemah pada perdagangan Senin waktu setempat. Pelemahan dipicu oleh kekhawatiran bahwa kebijakan moneter ketat dari The Fed akan memicu resesi ekonomi di Amerika Serikat. Terdapat pula kekhawatiran pasar soal kemungkinan tidak tersedia cukup waktu untuk window dressing.

Berlawanan dengan Wall Street, mayoritas indeks di Eropa justru ditutup menguat. Meski demikian, penguatan tersebut juga dibayangi oleh sikap hawkish dari sejumlah bank sentral di Eropa.

European Central Bank (ECB) kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps dan berencana mengurangi balance sheet sebesar US$15,9 miliar setiap bulan mulai Maret 2023 hingga Juni 2023. Bank of England (BoE) dan Swiss National Bank juga menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pekan lalu.

“Di dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 22 Desember 2022,” lanjut mereka.

RDG BI diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, lebih rendah dari kenaikan sebesar 50 bps dalam beberapa bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper