Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu FOMC The Fed dan Data Inflasi AS, Aset Kripto Lesu

Investor kripto terlihat sedang mengantisipasi perilisan laporan data inflasi AS atau Consumer Price Index (CPI) bulan November dan hasil FOMC The Fed.
Investor kripto terlihat sedang mengantisipasi perilisan laporan data inflasi AS atau Consumer Price Index (CPI) bulan November dan hasil FOMC The Fed. /Istimewa
Investor kripto terlihat sedang mengantisipasi perilisan laporan data inflasi AS atau Consumer Price Index (CPI) bulan November dan hasil FOMC The Fed. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin dan aset kripto lainnya terpantau kembali terkoreksi seiring dengan sikap investor yang menanti rilis data inflasi AS dan hasil Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed.

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Senin (12/12/2022) harga Bitcoin berada di level US$16.921, atau turun 1,46 persen selama 24 jam terakhir dan turun 1,71 persen sepekan belakang. Sementara itu, harga Ethereum (ETH) anjlok 2,08 persen ke US$1.245 sehari terakhir dan turun 3,71 persen selama sepekan ke belakang.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono dalam laporannya menjelaskan dalam beberapa hari terakhir sejak akhir pekan lalu, banyak investor dan trader yang mulai ambil untung atau taking profit sementara.

“Indikasi besar pada pelemahan awal pekan ini adalah investor dan trader tampak telah melakukan aksi taking profit atau keuntungan dari reli sebelumnya. Mereka melakukan aksi tersebut karena melihat minggu ini adalah pekan yang sibuk dari situasi makroekonomi,” jelas Afid dikurip dari laporannya, Senin (12/12/2022).

Afid memaparkan investor kripto terlihat sedang mengantisipasi perilisan laporan data inflasi AS atau Consumer Price Index (CPI) bulan November yang diproyeksikan mulai mendingin. Selain data CPI, rapat FOMC soal kebijakan The Fed juga menarik perhatian investor pekan ini.

Menurut Afid kedua peristiwa penting ini membuat investor dan trader tampak mencoba untuk mengambil keuntungan terlebih dahulu sebelum terjadi volatilitas yang tinggi.

Afid mengatakan jika level inflasi AS berada di luar ekspektasi atau tidak turun sama sekali, hal tersebut akan menjadi kabar buruk bagi investor kripto. Data yang lebih buruk dari perkiraan dapat meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak sikap hawkish The Fed, sehingga akan menekan pasar kripto.

“Dengan menunggu perilisan data CPI dan suku bunga yang membaik, kemungkinan volatilitas Bitcoin diharapkan bisa kembali menembus US$17.000 dan naik menuju US$19.000. Namun, jika hasilnya memburuk ada kemungkinan akan menghadapi penurunan kembali menuju US$15.000,” jelas Afid.

Dari sisi analisis teknikal, pergerakan harga Bitcoin masih berada pada laju sideways-nya meski cenderung terkoreksi. jika tekanan terus berlanjut, sentimen bearish dapat menguat jika harga Bitcoin menembus di bawah US$16.678.

Jika level tersebut berhasil ditembus, Afid mengatakan harga Bitcoin bisa anjlok lebih dalam menjadi US$15.995.

“Bitcoin bisa saja bounce apabila bergerak di atas 20-day exponential moving average (EMA) cukup kuat untuk menahan laju koreksi BTC. Level resistance terdekat jika terjadi breakout berada di level US$17.622,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper