Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang dan alat berat Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR), menargetkan kontribusi pendapatan dari bisnis nikel dapat tercatat dalam laporan keuangan semester I/2022.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan hasil produksi nikel diperkirakan bisa tercatat di laporan keuangan perseroan pada pertengahan tahun depan, karena closing transaction akan membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan sejak penandatanganan conditional sales purchase agreement (CSPA) atau PPJB.
“Adanya aset mineral seperti nikel ini secara bertahap dan diharapkan dapat menyeimbangkan kontribusi pendapatan perseroan dari bisnis batu bara,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (8/12/2022).
Grup UNTR juga mengeluarkan belanja modal (capital expenditure/capex) setara dengan Rp3,38 triliun untuk membangun proyek smelter nikel.
“Capex yang diperlukan sekitar US$220 juta untuk pembangunan smelter dalam kurun waktu 2,5—3 tahun,” jelasnya.
UNTR baru-baru ini resmi melakukan ekspansi ke bisnis nikel dengan mengakuisisi saham perusahaan tambang nikel PT Stargate Pacific Resources (SPR) dan perusahaan smelter nikel PT Stargate Mineral Asia (SMA) melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara senilai US$271,6 juta atau setara dengan Rp4,27 triliun.
Baca Juga
“Tambang ini rata-rata akan memproduksi 450.000—500.000 ton nikel per tahun,” ungkap Sara.
Sebagai informasi, Danusa telah melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PPJB) pada tanggal 3 Desember 2022 untuk mengambil alih 90 persen saham PT Stargate Pasific Resources (SPR) yang dimiliki oleh PT Anugerah Surya Pacific Resources (ASPR) dan PT Anugerah Surya Investama (ASI); dan 90 persen saham PT Stargate Mineral Asia (SMA) yang dimiliki ASPR dan SPR (Akuisisi Grup Perusahaan).
Danusa sendiri dimiliki 60 persen oleh PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan 40 persen oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak usaha UNTR.
SPR merupakan perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, yang memiliki cadangan nikel low – high grade.
Untuk cadangan nikel high grade akan diproses oleh SMA selaku perusahaan pemegang Izin Usaha Industri yang akan mengembangkan dan membangun smelter nikel dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) untuk memproduksi Nickel Pig Iron (NPI).
Disisi lain, low-medium grade akan dijual untuk memenuhi kebutuhan domestik dan pengembangan bisnis kedepannya. Aksi korporasi ini diambil sebagai salah satu langkah untuk diversifikasi dan ekspansi bisnis PAMA ke komoditas nikel.
Ke depannya, PAMA akan terus berkomitmen untuk melakukan pengembangan bisnis lainnya untuk semakin memperkuat posisinya di sektor pertambangan Indonesia, terutama di sektor non-coal related business.