Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) diketahui tengah melirik tambang logam baru dan aset terbarukan, untuk mengurangi ketergantungannya ke batu bara.
Melansir Bloomberg, Presiden Direktur UNTR Frans Kesuma mengatakan UNTR tengah aktif mencari tambang nikel untuk dibeli di Indonesia. Selain itu, UNTR juga aktif mencari tambang emas dengan cadangan minimal 2 juta ounces, dan tembaga di Australia dan Kanada.
Bloomberg menyebut, saat ini 75 persen dari total pendapatan UNTR berasal dari pertambangan batu bara dan jasa pertambangan.
Frans menyebut UNTR tidak akan membuat investasi baru pada bahan bakar fosil. Namun, Frans menolak untuk mengatakan jika UNTR berencana menjual aset batu baranya saat ini.
"Kami tidak akan secara drastis menurunkan bisnis kami yang sudah ada, karena faktanya mereka yang menghasilkan uang untuk pertumbuhan kami di masa depan," kata Direktur Keuangan UNTR Iwan Hadiantoro.
UNTR tercatat akan membangun proyek tenaga surya dan air skala besar, setelah membeli saham perusahaan infrastruktur tenaga air PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) senilai US$11,2 juta.
Baca Juga
Bloomberg menyebut UNTR berencana membiayai proyek-proyek baru tersebut menggunakan uang tunai, dengan fasilitas pinjaman siaga dari beberapa bank.
Menurut Iwan, akuisisi dua tambang logam membutuhkan alokasi hingga US$1 miliar. UNTR juga mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi hijau sebesar US$250 juta hingga US$500 juta, untuk mendanai proyek energi terbarukan.