Bisnis.com, JAKARTA -- PT Personel Alih Daya Tbk. (PADA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis (8/12/2022) sebagai emiten ke 57 yang tercatat pada tahun 2022. Pada masa IPO, emiten outsourcing PADA mengalami ovesubscribe atau kelebihan permintaan sebesar 23,9 kali.
Direktur utama PADA Suwignyo mengatakan pihaknya akan meningkatkan kemampuan dan mengembangkan perusahaan dengan memperluas pangsa pasar, menambah jumlah pelanggan serta pendapatan.
"Kami terus berupaya memperkuat strategi bisnis untuk dapat bersaing dan menjadi terdepan, dengan fokus pada pelayanan teknikal, memberikan layanana integrated facility management bagi pelanggan, meningkatkan kualitas pelayanan dan inovasi melalui penerapan teknologi dan infrastruktur digital serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (8/12/2022).
UOB Kay Hian Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek pada IPO PADA. Sementara itu, penjamin emisi efek pada IPO akan ditentukan kemudian.
PADA menetapkan harga initial public offering (IPO) Rp100 per saham. Melalui IPO, Personel Alih Daya menawarkan sebanyak 900 juta saham atau sebanyak – banyaknya 28,57 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Sebesar Rp90 miliar dana segar akan masuk ke kantong PADA melalui IPO hari ini, dengan rincian Rp20 miliar melalui penjatahan terpusat (pooling allotment) dan Rp70 miliar melalui penjatahan pasti (fixed allotment).
Adapun, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk sejumlah keperluan. Rinciannya, sebanyak 63,26% akan dialokasikan untuk keperluan modal kerja. Antara lain untuk pembiayaan kegiatan operasional serta pembayaran rutin gaji dan tunjangan karyawan outsourcing. Sebanyak 11,33 persen atau sekitar Rp9,71 miliar akan dialokasikan pada lini bisnis jasa teknikal.
Kemudian, dana sebesar Rp5,21 miliar atau 6,08 persen akan digunakan untuk pengembangan IT. Selanjutnya, sekitar 7,32 persen atau Rp6,27 miliar akan dialokasikan pada lini bisnis jasa perkantoran.
Adapun, 5,98 persen atau dana sekitar Rp5,13 miliar dialokasikan pada lini bisnis customer care center. Kemudian, sebanyak 3,83 persen atau sekitar Rp3,28 miliar dialokasikan pada lini bisnis pelatihan (training).
Baca Juga
Sisanya, dana Rp1,88 miliar atau 2,20 persen akan digunakan untuk pembaruan IT untuk mendukung kegiatan operasional.