Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menutup perdagangan di zona merah pada Selasa (6/12/2022). IHSG terkoreksi 1,36 persen atau 95 poin ke level 6.892,50.
Hampir seluruh sektor membukukan hasil negatif dengan sektor infrastruktur dan barang baku mencetak pelemahan terdalam masing-masing sebesar 2,83 persen dan 2,61 persen. Pelemahan diikuti properti dan real estate dan teknologi sebesar 1,62 persen dan 1,54 persen.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan IHSG dikepung sentimen negatif, baik dari dalam negeri maupun global. Dari sisi eksternal, data ketenagakerjaan Amerika Serikat terbaru yang kuat dan aktivitas industri jasa yang tumbuh pada November 2022 memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan kembali menerapkan kebijakan moneter yang agresif untuk menekan inflasi.
“Padahal pada pekan lalu Gubernur The Fed terlihat memberi sinyal lunak soal kebijakan,” kata Cheril, Selasa (6/12/2022).
Sementara dari dalam negeri, Cheril mengatakan pelemahan harga saham emiten berkapitalisasi besar seperti GOTO dan TLKM turut memicu anjloknya IHSG.
“Bahkan penurunan harga ini dikhawatirkan berpotensi merugikan negara melalui investasi TLKM di GOTO pada harga Rp272 per saham. Kerugiannya diperkirakan hingga Rp3 triliun,” kata dia.
Baca Juga
Meski demikian, Cheril memperkirakan pelemahan IHSG hanya bersifat sementara. Dia mengatakan investor akan memperoleh petunjuk yang lebih pasti pekan depan setelah pertemuan Gubernur The Fed.
“Setelah mendapat petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter The Fed, market akan kembali optimistis sehingga harga saham menguat,” katanya.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan pelemahan IHSG tidak lepas dari aksi waspada investor menjelang rilis sejumlah data ekonomi. Salah satunya adalah data cadangan devisa November 2022 yang diperkirakan akan kembali turun dibandingkan dengan Oktober 2022.
Ike juga mengatakan data keyakinan konsumen dan penjualan ritel akan dirilis pekan ini. Terdapat indikasi munculnya sinyal pelemahan ekonomi Indonesia pada November 2022 akibat tingkat inflasi yang masih tinggi.
“Hal itu juga menjadi salah satu pemberat pergerakan indeks,” kata Ike.
Ike mengatakan pergerakan jangka menengah IHSG secara teknikal adalah dalam kondisi uptrend dan berpotensi sideways di rentang 6.956–7.109.