Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Jelaskan Penyebab Ramainya Transaksi Saham GOTO di Pasar Negosiasi

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan penyebab saham GOTO marak ditransaksikan di pasar negosiasi.
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan penyebab saham GOTO marak ditransaksikan di pasar negosiasi.

Pada perdagangan kemarin, Jumat (2/12/2022), saham GOTO tutup di level Rp132 per saham atau turun 6,38 persen. Saham teknologi itu menutup pekan ini dengan auto reject bawah (ARB) selama lima hari berturut-turut.

Berdasarkan data D'Origin, telah terjadi crossing saham GOTO pada harga Rp101 per saham dengan total nilai Rp3,25 triliun. Hal ini membuat nilai transaksi perdagangan total indeks komposit sebesar Rp16 triliun termasuk Rp6,01 triliun di pasar negosiasi.

Aksi crossing saham GOTO yang ditengarai berasal dari pemegang saham besar ini meramaikan perdagangan bursa saat IHSG tergelincir 0,01 persen. Aksi crossing saham adalah lintasan transaksi antara dua pihak investor yang ada pada naungan sama atau masih dalam satu broker. Transaksi ini terjadi di pasar negosiasi.

Selain saham GOTO, ada juga investor lain yang melakukan transaksi besar di pasar negosiasi. Misalnya, BBCA dengan nilai Rp562,16 miliar, MLBI sebanyak Rp360 miliar,  SMMA Rp341,6 miliar dan TLKM Rp321 miliar.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menjelaskan bahwa maraknya transaksi saham GOTO di pasar negosiasi bukan karena diskon biaya transaksi. “Ada syarat-syarat tertemtu untuk pemberian diskon transaksi negosiasi sebagaimana dalam surat udaran yang kami kerluarkan,” katanya dikutip Sabtu, (3/12/2022).

Menurutnya, investor pemegang saham GOTO pun tidak bisa mengajukan diskon biaya transaksi kepada BEI. Adapun yang bisa mengajukan diskon adalah anggota bursa.

Sementara itu, Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan selling pressure yang terjadi sejak Kamis (1/12/2022) dipicu oleh berakhirnya periode lock up pemegang saham lama GOTO. Jimmy mengatakan investor lebih baik mengambil langkah wait and see sebelum mengambil tindakan.

“Serta mencari peluang entry di saat selling pressure sudah terlihat mulai mereda,” ujar Jimmy kepada Bisnis pada Jumat (2/12/2022).

Pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui sejak lock up GOTO diangkat, terdapat tekanan jual yang membuat GOTO menyentuh ARB. Adapun periode lock up GOTO telah berakhir tanggal 30 November 2022.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan GOTO menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 0,34 persen per hari. Terlebih lagi bobot saham GOTO terhadap indeks komposit mencapai 4,89 persen pada November 2022.

“Jika disimulasikan, per tanggal 28 november bobot GOTO pada IHSG adalah 4,89 persen. Apabila GOTO turun 7 persen dalam 1 hari perdagangan, maka efek terhadap penurunan IHSG dalam 1 hari perdagagan Bursa sebesar 4,89 persen x -7 persen = -0,34 persen,” kata Nyoman Jumat (2/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper