Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Summarecon Kebut Marketing Sales di Tengah Penjualan Rumah yang Koreksi

PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) tengah mengejar marketing sales sebelum akhir tahun di tengah penjualan rumah tapak yang terkoreksi.
Ilustrasi cluster Blue Crystal Residence/www.summareconmutiara.com
Ilustrasi cluster Blue Crystal Residence/www.summareconmutiara.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) tengah mengejar marketing sales sebelum akhir tahun di tengah penjualan residensial yang terkoreksi 33 persen secara year-on-year (yoy).

Sekretaris Perusahaan SMRA Jemmy Kusnadi mengatakan perseroan tengah menggenjot penjualan untuk produk landed house pada semester II/2022. Penjualan residensial diperkirakan dapat berkontribusi lebih dari 70 persen terhadap total marketing sales.

“Kami perkirakan sampai akhir tahun produk rumah tapak ini akan berkontribusi lebih dari 70 persen terhadap total marketing sales,” ujar Jemmy kepada Bisnis pada Selasa (29/11/2022).

SMRA membukukan marketing sales sebesar Rp3,5 triliun hingga kuartal III/2022. Dengan demikian, maka SMRA telah mencapai 70 persen dari target marketing sales Rp5 triliun untuk tahun ini. 

Kontributor utama dari capaian marketing sales tersebut adalah produk rumah tapak. Produk itu telah mencapai target kontribusi hingga 70 persen dari capaian Rp3,5 triliun marketing sales pada kuartal III/2022.

Meski target marketing sales telah terpenuhi, tetapi penjualan rumah tapak SMRA terkoreksi. Pendapatan SMRA mencapai Rp4,21 triliun pada kuartal III/2022. Angka ini naik 11,13 persen secara year-on-year (yoy) dimana SMRA membukukan pendapatan Rp3,78 triliun pada tahun 2021.

Pendapatan SMRA dari pengembang properti tercatat menurun 6,36 persen menjadi Rp2,66 triliun, properti investasi meningkat 75,32 persen menjadi Rp1,05 triliun, lain-lain meningkat 43,35 persen menjadi Rp500,02 miliar.

Adapun pendapatan dari pengembang properti menjadi kontributor terbesar bagi SMRA dengan nilai mencapai Rp2,66 triliun. Segmen rumah dalam kategori pengembang properti juga berkontribusi besar dengan nilai Rp1,31 triliun.

Meski demikian, pendapatan dari segmen rumah tercatat menurun 33 persen dari Rp1,95 triliun menjadi Rp1,31 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper