Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) terkena auto reject bawah (ARB) sehingga memperberat IHSG. East Ventures sebagai investor awalan pun bersabda.
Pada perdagangan kemarin, Senin (28/11/2022), saham GOTO tercatat turun hingga menyentuh ARB 6,49 persen ke level 173 per unit. Level ini merupakan level terendah saham GOTO selama melantai di BEI pada April lalu.
Harga saham GOTO pun telah terkoreksi 48,81 persen sejak IPO pada level Rp338. Penurunan saham GOTO pada kemarin ikut memperberat laju IHSG. Pasalnya berdasarkan data Bloomberg, persentase saham GOTO terhadap pergerakan indeks mencapai 66,98 persen.
Saham emiten teknologi itu menjadi kontributor utama yang menahan laju IHSG. Adapun, MDKA yang berada di posisi kedua kontribusi terhadap indeks komposit hanya 23,18 persen.
Di sisi lain, saham-saham big caps lain seperti BBRI, BBCA dan ASII sekalipun menguat tidak mampu menopang laju IHSG. Sebab, persentase ketiganya masing-masing hanya 27,9 persen, 10,72 persen dan 6,48 persen pada kemarin.
Baca Juga
Padahal usai IPO, saham GOTO sempat menyentuh level tertingginya Rp416, namun pertumbuhan itu telah tersapu bersih. Pelemahan yang terjadi pada saham GOTO dipengaruhi oleh sentimen pembukaan lock up saham investor pra-IPO akhir bulan ini.
Manajemen GOTO dalam keterangannya menyebutkan saat ini GOTO dan para pemegang saham pra-IPO menjajaki kemungkinan dilakukannya penawaran sekunder terkoordinasi atas saham GOTO yang dimiliki oleh pemegang saham pra-IPO.
"Penjajakan akan dilaksanakan setelah berakhirnya periode lock-up atas saham tersebut pada 30 November 2022, untuk memfasilitasi suatu penjualan yang terstruktur melalui pasar negosiasi," kata manajemen.
Melihat kinerja salah satu portofolionya, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca pun optimistis kinerja perseroan akan membaik dari sisi keuangan dan performa saham.
"Pasti membaik, karena hasil laporan terakhir membaik," kata Willson kepada Bisnis, dikutip Selasa (29/11/2022).
Meski demikian, Wilson tidak bisa memberikan jawaban akankah modal ventura besutannya akan menambah kepemilikan saham di GOTO. Selain itu, dia juga enggan mengomentari terkait pergerakan saham portofolionya. Dengan optimistis, Willson masih memiliki harapan kinerja GOTO akan membaik ke depannya.
Di sisi lain, Investor GOTO lainnya, Telkomsel menyampaikan belum memiliki rencana untuk menampung saham GOTO yang dilepas investor lama.
"Hingga saat ini Telkomsel belum memiliki rencana untuk melakukan penambahan investasi atau melepas saham di GOTO," kata Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki H. Bramono.
Dia menuturkan, Telkomsel masih memaksimalkan kolaborasi dari sinergi value yang telah terbangun dan sedang berjalan bersama GOTO.
Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menyampaikan aksi perampingan 1.300 karyawan dapat membuat perusahaan berhemat hingga Rp965 miliar.
Chief Financial Officer GOTO Jacky Lo menuturkan perampingan personel tersebut membuat beban biaya GOTO berkurang hingga 14 persen.
"Jadi itu akan mengurangi basis biaya kami ke depan, kira-kira sekitar Rp915-Rp965 miliar," kata Jacky.
Dia melanjutkan, pada biaya non-personil, GOTO telah mengidentifikasi banyak inisiatif yang berbeda seperti menutupi biaya teknologi informasi, biaya pemasaran, outsourcing, hingga sewa kantor.
Sampai saat ini, kata Jacky, GOTO telah mengidentifikasi penghematan sekitar Rp1 triliun. Sejauh ini, GOTO telah merealisasikan penghematan sekitar Rp269 miliar tahun ini.
"Jadi sisanya akan direalisasikan tahun depan dan seterusnya. Hal itu akan menurunkan beban biaya kami untuk biaya non-personil," ucap dia.
Manajemen GOTO sebelumnya menjelaskan perampingan karyawan tidak akan membawa dampak material yang merugikan kelangsungan usaha GOTO.
"GOTO telah sangat berhati-hati dalam melakukan perampingan tenaga kerja, kalibrasi ulang atas fungsi kepegawaian, dan melakukan penyesuaian atas fokus kegiatan usaha GOTO dengan memprioritaskan pada produk inti," kata manajemen.
Ke depan, GOTO akan mengantisipasi proses perekrutan akan lebih fokus pada upaya untuk mendukung pertumbuhan layanan dan bisnis utama GOTO, untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas.