Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barito Pacific (BRPT) akan Habiskan Rp479 Miliar Lunasi Obligasi

Emiten konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) akan lunasi obligasi.
Wisma Barito Pacific, kantor pusat PT Barito Pacific Tbk./barito-pacific.com
Wisma Barito Pacific, kantor pusat PT Barito Pacific Tbk./barito-pacific.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menyampaikan siap melunasi efek bersifat obligasi perseroan yang akan jatuh tempo pada bulan depan.

Direktur Barito Pacific David Kosasih mengatakan surat utang tersebut merupakan Obligasi Berkelanjutan I Barito Pacific Tahap I tahun 2019 Seri A yang akan jatuh tempo pada 19 Desember 2022, dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp479 miliar

"Kami telah memiliki dan menyediakan dana untuk pelunasan penuh atas Obligasi Berkelanjutan I Barito Pacific tahap I tahun 2019 Seri A sebesar Rp479 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp9,30 persen per tahun," kata David dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (25/11/2022).

Dana untuk pelunasan obligasi tersebut akan disetorkan BRPT ke rekening pembayaran yang telah ditentukan.

Adapun hingga akhir September 2022, BRPT meraih pendapatan sebesar US$2,337 miliar atau setara Rp36,7 triliun. Angka itu naik 3 persen dari posisi US$2,313 miliar di periode yang sama tahun 2021.

Pendapatan BRPT yang naik tipis ini membuat posisi laba bersih BRPT turun menjadi hanya sebesar US$39 juta atau setara Rp613,7 miliar, dari porsi laba bersih US$272 juta pada sembilan bulan 2022.

Presiden Direktur Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan, berlanjutnya ketidakstabilan geopolitik dan kebijakan Covid-19 yang ketat di China menjadi faktor utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan di sembilan bulan pertama 2022.

Menurutnya, tekanan pada margin petrokimia terjadi dikarenakan meningkatnya harga bahan baku yang tidak diikuti dengan kenaikan sebanding harga produk petrokimia.

"Hal ini bukan berarti belum pernah terjadi sebelumnya, karena kami telah bertahan dengan baik melewati volatilitas yang tinggi pada sektor petrokimia, dan saat ini memiliki ketahanan konsolidasi pilar yang jauh lebih kuat seiring dengan kinerja yang stabil pada segmen energi," kata dia 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper