Bisnis.com, JAKARTA – Emiten LPG taipan TP Rachmat PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) mencatatkan laba tumbuh hingga 1.183 persen sepanjang sembilan bulan 2022. Kenaikan harga amonia dan LPG jadi pendongkrak.
Direktur Keuangan ESSA Prakash Chand Bumb menyebutkan ESSA, mencatatkan kinerja positif untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022 dengan pendapatan mencapai rekor US$557 juta atau naik 132 persen yoy.
Kenaikan pendapatan juga memberikan dampak positif pada EBITDA ESSA yang naik 136 persen dari US$114 juta pada tiga kuartal 2021 menjadi US$269 juta pada sembilan bulan 2022.
Adapun, laba bersih perseroan melesat 1.183 persen dari hanya US$7,7 juta pada tiga kuartal 2021 menjadi US$104,6 juta tahun ini karena kenaikan harga dan produksi amonia dan LPG.
“Secara umum perseroan mencatat kinerja solid yang didukung kondisi pasar yang menguntungkan dan kinerja operasional yang unggul,” jelasnya dalam paparan publik, Rabu (23/11/2022).
Peningkatan harga Amoniak dan LPG masih terus berlanjut mengikuti harga gas dan minyak mentah yang tinggi di seluruh dunia dengan masih berlanjutnya kendala pasokan gas di Eropa sehubungan dengan konflik Rusia-Ukraina, harga gas masih tetap tinggi dengan disertai efek knock-on pada biaya produksi Amoniak.
Baca Juga
Adapun, harga Amoniak di Asia telah stabil pada tingkat yang lebih tinggi sekitar US$900 per metrik ton (MT) sejalan dengan harga global. Realisasi harga Amoniak ESSA pada periode Januari-September 2022 melonjak 105 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) menjadi US$902 per MT dibandingkan dengan US$441/MT pada sembilan bulan 2021.
“Kenaikan harga amonia dipicu oleh keterbatasan pasokan di pasar global,” imbuhnya.
Adapun, pada 2022, ESSA juga telah membagikan dividen pertama kalinya setelah IPO dan membayarkan utang bank US$134 juta sampai september membuat penurunan utang bank yang substansial.