Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten IPO PT Multi Medika Internasional Tbk. (MMIX) menargetkan pertumbuhan penjualan maksimal 15 persen pada 2023.
Hal itu seiring dengan rencana perluasan jenis produk berlisensi intellectual property (IP) yang didistribusikan.
Direktur Utama Multi Medika Internasional Mengky Mangarek mengatakan produk berlisensi IP yang dipasarkan perusahaan tidak hanya mencakup alat kesehatan, tetapi akan merambah ke produk kecantikan, perawatan kulit, hingga makanan dan minuman.
“Kami perkirakan pertumbuhan dari penjualan bisa naik 10—15 persen [tahun depan]. Tahun ini kami perkirakan bisa lebih dari 25 persen,” kata Mengky dalam konferensi pers, Rabu (16/11/2022).
Multi Medika International tercatat membukukan penjualan sebesar Rp1,48 miliar pada 2020. Namun kemudian naik 12.163 persen menjadi Rp181,84 miliar pada 2021. Performa ini ditopang oleh permintaan alat kesehatan pada awal pandemi.
Per Mei 2022, MMIX mengakumulasi penjualan sebesar Rp82,12 miliar, tumbuh 102,89 persen dibandingkan dengan Januari—Mei 2021 sebesar Rp40,47 miliar. Sejalan dengan kenaikan penjualan tersebut, MMIX menjalin kemitraan dengan Alfamart dan Indomaret untuk penyediaan masker.
Baca Juga
MMIX kemudian menandatangani lisensi eksklusif dengan Warner Bros dan Line Friends untuk pemasaran produk masker dengan karakter dua pemberi hak tersebut, di antaranya adalah karakter BT21.
“Tahun-tahun berikutnya kami fokus di luar alat kesehatan, akan banyak konsep produk IP yang kami tawarkan,” katanya.
Perluasan bisnis MMIX akan didukung dengan rencana penghimpunan dana dari pasar modal melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). MMIX akan menawarkan sebanyak-banyaknya 600 juta saham baru dengan nominal Rp25 yang mewakili 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Saham akan ditawarkan di kisaran harga Rp160—Rp210 per saham. Dengan demikian, potensi dana yang dihimpun MMIX maksimal mencapai Rp126 milar.
Sekitar 65 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis. Sementara itu sisanya sekitar 35 persen akan digunakan untuk perluasan pusat distribusi dan sarana logistik.