Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antam (ANTM) Gandeng CNGR Bangun Kawasan Hilirisasi Bijih Nikel

Antam (ANTM) melakukan penandatangan Framework Agreement (FA) dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology.
Kantor Unit Bisnis Pertambangan Nikel PT Aneka Tambang Tbk. di Desa Buli, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara./Bisnis-Akhirul Anwar
Kantor Unit Bisnis Pertambangan Nikel PT Aneka Tambang Tbk. di Desa Buli, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara./Bisnis-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA –  Emiten tambang pelat merah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menegaskan kerja samanya dengan perusahaan tambang asal Hong Kong, CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd.

Keduanya melakukan penandatangan Framework Agreement (FA) untuk menindaklanjuti Perjanjian Pendahuluan (Head of Agreement) pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai yang sebelumnya ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 5 Agustus 2022.

Penandatanganan FA dilakukan oleh Deng Weiming selaku Chairman dan President CNGR dan Nico Kanter selaku Direktur Utama ANTM pada event B20 Investment Forum.

Dalam perjanjian tesebut, emiten bersandi ANTM itu melalui anak perusahaannya PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan ANTAM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, CNGR melalui anak perusahaannya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace) yang dimiliki oleh CNGR. Pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 80.000 ton nikel dalam produk nickel matte yang terbagi dalam dua fase pembangunan.

PT PNEM selanjutnya akan menjadi tenant pada kawasan industri yang dikelola oleh PT KIAT. Dalam sinergi ini, masing-masing CNGR dan ANTAM juga mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kepemilikan saham di masing-masing anak usaha yaitu PT PNEM dan PT KIAT.

Adapun, pembangunan kawasan industri dan fasilitas pengolahan nikel direncanakan akan rampung dan mulai beroperasi pada 2025. Sejalan dengan penyelesaian pembangunan smelter PT PNEM, Antam akan mendukung suplai kecukupan bahan baku pabrik bijih nikel laterit.

Melalui penandatangan framework agreement tersebut, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk nikel serta mendukung pengembangan penerapan energi hijau berbasis EV Battery melalui sinergi penerapan keunggulan teknologi dan sumber daya yang dimiliki oleh kedua belah pihak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper