Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Sendirian di Kawasan Asia, Ditutup ke Rp15.537 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan hari ini, (15/11/2022). Rupiah bahkan menjadi satu-satunya mata uang di kawasan Asia.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (15/11/2022). Rupiah bahkan menjadi satu-satunya mata uang di kawasan Asia yang melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah  mengakhiri perdagangan dengan pelemahan sebesar 0,12 persen atau turun 18 poin ke Rp15.537 per dolar AS. Sampai pukul 15.01 WIB, indeks dolar AS terpantau melemah 0,46 persen atau 0,49 poin ke level 106,04.

Di tengah pelemahan rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia justru menguat. Penguatan dipimpin oleh ringgit Malaysia sebesar 1,04 persen, kemudian disusul won Korea Selatan yang menguat 0,67 persen, dan yuan China menguat 0,49 persen terhadap dolar AS.

Mata uang lain yang juga ditutup menguat adalah baht Thailand sebesar 0,42 persen dan yen Jepang menguat 0,41 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya mengatakan pelemahan rupiah terjadi di tengah ekspektasi investor bahwa The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya. Greenback sempat menikmati momentum keuntungan pada Senin setelah Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa kebijakan hawkish berpotensi berlanjut.

Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif laporan neraca dagang Oktober 2022 yang kembali mencetak surplus, kali ini sebesar US$5,67 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif mulai Januari hingga September 2022 mencapai US$45,52 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto menyampaikan bahwa surplus neraca perdagangan tersebut meningkat sebesar 47,32 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun lalu.

Jika dirincikan, nilai ekspor sepanjang Januari hingga September 2022 tercatat mencapai US$244,14 miliar, meningkat 30,97 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun lalu. Pada periode yang sama, impor tercatat mencapai US$198,62 miliar, meningkat 27,72 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Selain itu, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III/2022 kembali menurun menjadi sebesar US$394,6 miliar, dari sebelumnya US$403,6 miliar.

“Secara tahunan, posisi ULN kuartal III/2022 mengalami kontraksi sebesar 7,0 persen, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 2,9 persen yoy,” kata Ibrahim.

Melihat perkembangan ini, Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.520—Rp15.570 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper