Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik crazy rich asal Surabaya milik Wijono dan Hermanto Tanoko yakni PT Avia Avian Tbk. (AVIA) merevisi target penjualan sampai akhir 2022. Kinerja yang tertekan pada kuartal III/2022 akibat perkembangan ekonomi nasional dan global menjadi pertimbangan revisi tersebut.
Head of Investor Relation Avia Avian Andreas Timothy Hadikrisno mengatakan manajemen memperkirakan penjualan sampai akhir 2022 dengan 2021. Avia Avian sebelumnya menargetkan penjualan sampai akhir tahun bisa tumbuh 10—15 persen, sementara volume penjualan diharapkan tetap tumbuh di kisaran 1 persen sampai 5 persen.
“Di sisa kuartal keempat ini, kami lihat kuartal ketiga kemarin adalah momen menantang di mana kinerja penjualan berat dari sisi volume dan nilai. Dengan ancaman resesi global dan inflasi yang besar, kami harus revisi guidance untuk 2022,” kata Andreas dalam diskusi daring NH Korindo Sekuritas Indonesia, Senin (14/11/2022).
Sampai September 2022, akumulasi penjualan AVIA mencapai Rp4,95 triliun. Nilai tersebut turun 0,38 persen dibandingkan dengan Januari—September 2021 sebesar Rp4,97 triliun. Penjualan di kuartal III/2022 sebesar Rp1,57 triliun juga lebih rendah dari kuartal III/2021 sebesar Rp1,74 triliun.
Adapun dalam earning call manajemen AVIA pada awal November 2022, nilai penjualan diperkirakan hanya akan tumbuh 1—5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, volume penjualan diramal terkoreksi 10—15 persen yoy.
“Kami melihat penjualan 2022 dibandingkan dengan 2021 kurang lebih sama atau flat. Kami harap dengan segala usaha dari manajemen untuk menjaga margin, setidaknya bertahan di posisi tahun lalu,” tambahnya.
Baca Juga
Andreas mengatakan AVIA bakal tetap menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga penjualan, seperti lewat promosi dan dan perilisan produk baru. Pengembangan distribusi juga dilakukan dengan menambah empat pusat distribusi selama semester II/2022.
Volume penjualan cat AVIA per akhir kuartal III/2022 tercatat turun menjadi 122.411 ton, dari 139.380 ton pada periode yang sama tahun lalu. Segmen penjualan architectural masih menjadi penyumbang terbesar dengan volume 122.411 ton.
“Dari penjualan kami melihat performa produk premium masih lambat, ke depan kami akan fokus ke medium sehingga menambah volume,” kata Andreas.