Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kala PT Delta Dunia Makmur (DOID) Balikan Rugi Jadi Laba

PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) balikan rugi jadi laba seiring naiknya pendapatan perseroan dalam segmen usaha penambangan batu bara dan jasa pertambangan.
Kegiatan pengupasan tanah PT Bukit Makmur Mandiri Utama, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk.(DOID)./deltadunia.com
Kegiatan pengupasan tanah PT Bukit Makmur Mandiri Utama, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk.(DOID)./deltadunia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor batu bara, PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) membukukan laba bersih sebesar US$20,58 juta setara Rp313,783 miliar sepanjang kinerja keuangan hingga September 2022. Kondisi ini berbanding terbalik dari bottom line perseroaan yang di periode yang sama tahun lalu dimana emiten ini mencatatkan kerugian US$16,10 juta.

Melambungnya laba bersih DOID sejalan dengan pendapatan perseroan sebesar US1,15 miliar atau melambung 92,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat US$596,74 juta. Keseluruhan pendapatan perseroan pada periode ini berasal dari segmen usaha penambangan batu bara dan jasa pertambangan.

Berdasarkan wilayah geografisnya, pendapatan dari dalam negeri berkontribusi sebesar USD884,27 juta atau setara Rp13,48 triliun. Sementara, dari Australia tercatat sebesar USD264,92 juta atau setara Rp4,03 triliun.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan perseroan naik 92,97 persen menjadi USD995,11 juta atau setara Rp15,17 triliun, dari sebelumnya sebesar USD515,66 juta. Adapun, beban usaha perseroan tercatat sebesar USD53,31 juta dari sebelumnya USD38,93 juta.

Liabilitas perseroan tercatat sebesar US$ 1,34 miliar dan ekuitas terpantau sebesar US$254. Sedangkan aset DOID mencapai US$1,59 miliar.

Sebagai informasi, tahun ini DOID menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD150 hingga USD200 juta. Capex tersebut dialokasikan untuk dua kepentingan, yakni maintenance capex untuk mengganti alat berat yang sudah tidak dapat digunakan lagi, serta new capex untuk pertumbuhan saat memperoleh pelanggan atau kontrak baru.

Dari anggaran capex sebesar USD150 hingga USD200 juta tersebut, sebesar USD60-70 juta merupakan capex pertumbuhan yang dibawa atau carry forward dari tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper