Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) melaporkan kenaikan produksi minyak sawit mentah (CPO) pada kuartal III/2022.
Produksi CPO Austindo Nusantara Jaya pada kuartal III/2022 mencapai 204.220 ton, naik 1,8 persen dibandingkan dengan kuartal III/2021.Pada saat yang sama harga CPO melanjutkan tren penurunan harga selama kuartal ketiga 2022 sebagai dampak dari peningkatan pasokan global.
Direktur Utama Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan mengemukakan penambahan pasokan CPO global disebabkan oleh meningkatnya produksi CPO Malaysia, yang merupakan produsen terbesar kedua setelah Indonesia. Selain itu kebijakan pemerintah Indonesia untuk meniadakan pungutan ekspor CPO juga turut memengaruhi volume pasokan CPO global.
“Melambatnya permintaan dari negara-negara maju karena kekhawatiran akan resesi global dan lockdown berkepanjangan di China juga menjadi faktor lainnya,” kata Lucas dalam siaran pers, Rabu (2/11/2022).
Terlepas dari tren harga global CPO yang terus tertekan, ANJT mencatat adanya peningkatan harga jual rata-rata sebesar 16,8 persen yoy untuk CPO pada kuartal III/2022 menjadi US$878 per ton. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, harga jual rata-rata CPO berada di kisaran US$752 per ton.
Sementara itu, harga jual rata-rata kernel sawit di kuartal III/2022 meningkat 31,5 persen secara tahunan menjadi US$630 per ton. Harga jual rata-rata minyak kernel sawit (PKO) masih naik 51,9 persen yoy menjadi US$1.509 per ton dari sebelumnya US$933 per ton.
Baca Juga
Kenaikan harga jual rata-rata ini membuat total penjualan ANJT selama Januari—September 2022 tumbuh 5,7 persen menjadi US$201,87 juta, kendati begitu volume penjualan CPO masih terkoreksi 3,5 persen yoy menjadi 197.215 ton, dari sebelumnya 204.372 ton.
“Dengan dibukanya kembali keran ekspor serta keringanan berupa pembebasan pungutan ekspor sampai dengan akhir tahun, prospek bisnis kelapa sawit masih akan terus tumbuh. Kami perkirakan tren positif produksi CPO akan berlanjut pada kuartal keempat 2022,” tambah Lucas.
ANJT tercatat membukukan laba bersih sebesar US$20,96 juta atau sekitar Rp304 miliar hingga September 2022, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$24,67 juta.
Manajemen ANJT menjelaskan penurunan laba disebabkan oleh peningkatan beban pokok pendapatan pada kuartal III/2022 karena pembelian TBS eksternal yang lebih tinggi dan juga dampak dari kenaikan harga pupuk dan solar.