Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Marketing Sales Lippo Cikarang Capai Rp1 Triliun, Kurang Rp450 Miliar Lagi

Grup Lippo, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mencatatkan pra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp385 miliar pada kuartal III/2022.
 Foto aerial proyek pembangunan Kota Baru Meikarta, di kawasan Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (13/5)./JIBI-Dwi Prasetya
Foto aerial proyek pembangunan Kota Baru Meikarta, di kawasan Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (13/5)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Grup Lippo, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mencatatkan pra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp385 miliar pada kuartal III/2022. Hal ini membuat LPCK telah mencapai marketing sales hingga Rp1 triliun atau 69 persen dari target Rp1,45 triliun.

CEO Lippo Cikarang Rudy Halim mengatakan capaian marketing sales didorong oleh penjualan pada pada kluster residensial Waterfront Uptown dan lahan industri Delta Silicon 3. Sebanyak 806 unit rumah tapak, apartemen, komersial dan lahan industri telah berhasil terjual hingga kuartal III/2022.

Selain itu, marketing sales dari rumah tapak juga didorong oleh peluncuran perdana seri rumah tapak Cendana Homes di Cikarang dengan branding Cendana Spark yang terletak di depan Central Park. Peluncuran produk tersebut diklaim melanjutkan kesuksesan dari produk Waterfront Estates yang memiliki tingkat penjualan sangat baik.

“Walaupun kondisi makroekonomi sedang cukup menantang dengan kenaikan harga bahan bakar dan inflasi yang meningkat, dengan bauran produk yang tepat kami tetap dapat mempertahankan kinerja yang baik untuk mencapai target pra-penjualan 2022," ujar Rudy dalam keterangan resmi pada Selasa (1/11/2022).

Head of Public Relations Lippo Cikarang Jeffrey Rawis paruh kedua tahun umumnya merupakan momen terkuat daripada industri properti. Namun, dengan adanya potensi peningkatan inflasi bisnis properti berpotensi menghadapi tantangan lebih besar.

Jeffrey mengakui kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan menjadi salah satu faktor risiko makro yang mempengaruhi kinerja marketing sales. Hal ini lantaran situasi tersebut berpotensi meningkatkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).

“Situasi tersebut berpotensi meningkatkan suku bunga KPR yang dapat menyebabkan penurunan keterjangkauan harga properti yang juga dapat berdampak pada penurunan permintaan atau demand,” ujar Jeffrey kepada Bisnis pada Selasa (13/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper