Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menguat Imbas Hasil Laporan Keuangan yang Positif

Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, usai kebijakan agresif Fed mampu menahan inflasi yang tinggi.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, usai laporan keuangan emiten sebesar 74,7 persen telah memberikan hasil yang mengalahkan konsensus

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 417,06 poin atau 1,34 persen, menjadi menetap di 31.499,62 poin. Indeks S&P 500 bertambah 44,59 poin atau 1,19 persen, menjadi berakhir di 3.797,34 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 92,90 poin atau 0,86 persen, menjadi ditutup di 10.952,61 poin.

Di antara 11 sektor utama di S&P 500, sembilan ditutup di zona hijau, dengan sektor perawatan kesehatan menikmati persentase kenaikan terbesar. Sementara itu, sektor material dan real estat mengakhiri sesi di wilayah negatif.

Ketiga indeks utama saham AS memperoleh momentum sepanjang sesi pertama minggu yang penuh sesak dengan laporan keuangan perusahaan profil tinggi dan data ekonomi penting.

Sebuah laporan dari S&P Global menunjukkan kontraksi dalam aktivitas bisnis bulan ini, menawarkan petunjuk bahwa rentetan kenaikan suku bunga yang curam oleh Federal Reserve memiliki efek yang diinginkan, meningkatkan harapan bahwa bank sentral dapat mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga dana Fed.

"Ini pertanda ekonomi melambat dan apa yang dilakukan The Fed berhasil," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia dikutip dari Antara. "Mereka mungkin mencapai tujuan mereka dan kita mungkin mendekati kuartal keempat kenaikan suku bunga, untuk menggunakan analogi sepak bola."

Saham Tesla Inc turun 1,5 persen setelah produsen mobil listrik itu memangkas harga untuk mobil Model 3 dan Model Y sebanyak 9,0 persen di China, menandakan melemahnya permintaan di pasar mobil terbesar di dunia.

Saham perusahaan China yang tercatat di AS seperti Pinduoduo, JD.com dan Baidu Inc anjlok antara 12 persen dan 25 persen saat Presiden Xi Jinping memperkenalkan Komite Tetap Politbiro yang baru yang diisi dengan para loyalis.

"Berita yang keluar dari China membuat Anda berpikir akan ada China yang lebih tegas jika bukan antagonis di masa depan kita," tambah Tuz. "Tapi masih terlalu dini untuk melihat bagaimana hasilnya sejauh mana Anda berinvestasi di masa depan."

Musim laporan keuangan kuartal ketiga bergeser menjadi lebih cepat minggu ini. Sejauh ini, hampir seperlima dari perusahaan di S&P 500 telah melaporkan. Dari jumlah tersebut, 74,7 persen telah memberikan hasil yang mengalahkan konsensus, menurut data Refinitiv.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper