Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Menguat Sepekan, Duit Rp305,26 Miliar Masuk Bursa

Bursa Efek Indonesia mencatatkan pertumbuhan IHSG seiring dengan peningkatan transaksi saham dalam sepekan.
Bursa Efek Indonesia mencatatkan pertumbuhan IHSG seiring dengan peningkatan transaksi saham dalam sepekan. Bisnis/Dedi Gunawan
Bursa Efek Indonesia mencatatkan pertumbuhan IHSG seiring dengan peningkatan transaksi saham dalam sepekan. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tanggal 17 sampai 21 Oktober 2022 mayoritas ditutup positif, seiring dengan langkah Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan.

Menurut data BEI, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa sebesar 14,75 persen menjadi Rp13,776 triliun dari pekan lalu Rp12,005 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa turut meningkat sebesar 3,63 persen menjadi 1.207.882 kali transaksi dari 1.165.599 kali transaksi pada minggu yang lalu.

Kapitalisasi pasar Bursa meningkat 3,39 persen atau 305,26 miliar menjadi Rp9.315,213 triliun dari Rp9.009,951 triliun pada pekan yang lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini turut meningkat sebesar 2,98 persen atau ditutup berada posisi 7.017,771 atau dari level 6.814,530 pada penutupan pekan sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi Bursa mengalami perubahan sebesar 4,70 persen menjadi 22,921 miliar saham dari 24,052 miliar saham sepekan sebelumnya.

Investor asing pada Jumat mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,17 triliun, dan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp75,52 triliun.

Analis menilai pergerakan pasar saham dalam jangka pendek dan menengah diperkirakan positif, terdorong katalis kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Pada penutupan perdagangan Kamis (20/10/2022), IHSG menguat 1,75 persen ke level 6.980,65. Penguatan IHSG terjadi setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

BI menyebutkan keputusan ini diambil sebagai langkah front loaded dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini overshooting. Kenaikan suku bunga juga dilakukan untuk memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2-4 persen pada paruh pertama tahun 2023.

Adapun dalam RDG sebelumnya atau September 2022, BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan 50 bps dari 3,75 persen menjadi 4,25 persen. Keputusan RDG Oktober 2022 menjadi kedua kalinya BI mengkerek BI7DRR sejak pandemi Covid-19.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan kebijakan kenaikan suku bunga telah sesuai dengan harapan pasar, mengingat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat tertekan dalam beberapa waktu terakhir.

“Jadi BI memang perlu antisipasi kenaikan agresif suku bunga The Fed. Jangan sampai terlambat karena capital outflow dapat terus berlanjut. Langkah ini juga sekaligus untuk meredam kenaikan inflasi terutama sejak kenaikan BBM beberapa waktu lalu,” kata Pandhu, Kamis (20/10/2022).

Pandhu mengatakan respons IHSG terhadap kebijakan terbaru BI juga positif. Kenaikan diharapkan berlanjut menjelang rilis laporan keuangan kuartal III/2022 para emiten yang diperkirakan bakal membukukan kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu.

“Ini diharapkan dapat mendorong penguatan lebih lanjut hingga akhir tahun ketika momentum window dressing,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper