Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan sawit PT Menthobi Karyatama Raya Tbk. (MKTR) membidik dana segar hingga Rp375 miliar dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Perseroan berkomitmen mewujudkan tata kelola yang berorientasi pada sustainability terhadap lingkungan.
Dana IPO yang diperoleh MKTR tersebut 95,01 persen dipakai untuk penyertaan saham dan sisanya sekitar 4,99 persen akan digunakan perseroan unguk modal kerja, yang meliputi, pembiayaan kegiatan operasional MKTR dan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari pihak ketiga.
Direktur Utama MKTR Harry M. Nadir mengatakan dengan IPO ini MKTR akan berupaya menjadi perusahaan yang menghasilkan komoditi agrobisnis terbaik dan fokus pada nilai tambah dalam menjaga lingkungan.
”Visi ini ingin kami raih di antaranya melalui sejumlah langkah seperti mengembangkan bisnis perkebunan yang efisien, memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dengan mengolah limbah menjadi produk yang memiliki nilai tambah, memperkuat kemitraan sumber daya manusia dan potensi lokal, dan pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” ungkapnya, Jumat (21/10).
MKTR mengklaim telah mampu memaksimalkan lahan melalui pemilihan bibit sawit unggulan terbaik dengan target mendapatkan hasil panen yang maksimum pada setiap hektarnya.
”Dalam waktu dekat, melalui anak usaha, kami akan menyediakan bibit unggulan yang tersedia bagi para petani sawit lokal di wilayah operasi kami. Diutamakan yang menjadi mitra perseroan sebagai salah satu upaya membangun dan memperkuat kemitraan,” ucap Harry.
Baca Juga
Selain itu, Harry mengungkapkan prinsip tata kelola MKTR yang baik tercermin juga dari hubungan pereroan dengan petani sawit sekitar lokasi perkebunan. Partisipasi masyarakat sekitar pun bukan hanya terjadi di lahan perkebunan namun juga pada aspek lain salah satunya untuk distribusi hasil perkebunan.
”Meskipun MKTR memiliki entitas bisnis bidang transportasi dan logistik namun kami tetap memberdayakan warga sekitar yang memiliki armada truk untuk mengangkut hasil perkebunan,” ujarnya.
Kerjasama dengan petani lkcal terlihat dari kontribusi petani terhadap pemenuhan utilitas Pabrik Kelapa Sawit milik MKTR sebesar 45 persen dari kapasitas produksi.
Adapun PKS milik perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi yang akan terus dikembangkan untuk memenuhi produksi dari petani.
”Utilisasi kapasitas produksi pabrik kelapa sawit MKTR saat ini mencapai 107 persen yang akan secara konsisten dipertahankan. Ada begitu banyak perusahaan sawit di Kalimantan Tengah yang bisa jadi pilihan petani sawit untuk bekerja sama namun dengan hubungan baik yang terjalin, kami bersyukur mereka percaya dan memilih menjual hasil kebunnya kepada kami,” imbuhnya.
Sebagai informasi, saat ini melalui MKTR melalui anak usaha PT Menthobi Makmur Lestari, telah memiliki perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya. Areal perkebunan berlokasi di Desa Kujan dan Guci, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, dengan luar areal sesuai izin lokasi sekitar 12.000 hektar.
Dari luas izin lokasi tersebut, telah diperoleh penguasaan lahan sesuai dengan sertifikat HGU (SHGU) seluas 4.372,76 hektar yang akan berlaku hingga paling cepat berakhir pada tahun 2049, direncanakan sisa dari luas izin tersebut seluas 7.627,24 hektar akan diproses menjadi sertifikat HGU.
Pembangunan kebun kepala sawit MKTR telah dilakukan pembangunannya sejak tahun 2007, dan hingga saat ini telah dibangun areal kebun kelapa sawit seluas 6.223,49 hektar.
Pada IPO ini, MKTR menawarkan sebanyak 2,5 miliar saham pada harga Rp 100-150 per saham. Jumlah saham yang dilepas ini setara 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. PT Danatama Makmur Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.