Bisnis.com, JAKARTA - PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) menyebut masih memiliki banyak mall dan hotel lain sebagai recurring revenues atau pendapatan berulang usai melepas 85 persen kepemilikan Central Park Mall.
Manajemen APLN mengatakan walaupun sebagai pemilik minoritas, APLN tetap memiliki sebagian dari Central Park Mall. Selain itu, manajemen menilai pelepasan kepemilikan tersebut memberi dampak positif karena sebagai modal pelunasan utang kepada Guthire Venture Pte. Ltd..
“Segi positif adalah utang Guthrie telah terbayar sehingga mengurangi interest costs,” ujar manajemen kepada Bisnis pada Rabu (19/10/2022).
Terkait dengan pendapatan, manajemen APLN menyebut saat ini baru merilis laporan keuangan semester I/2022. Hal ini lantas membuat APLN masih mencatatkan recurring revenue dari Central Park Mall lantaran penjualan baru dilakukan pada akhir September.
Sementara terkait dengan strategi penjualan, manajemen menyebut APLN tetap mendorong penjualan strata dan juga recurring revenues yang sudah ada. Penjualan Central Park Mall juga disebut akan memberikan tambahan pendapatan bagi APLN.
“Selain strategi yang sudah dilakukan seperti penjualan strata dan recurring revenues, penjualan mall juga akan memberikan tambahan income untuk APLN,” ujar manajemen.
Baca Juga
Seperti diktehaui, APLN baru saja menjual Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) milik perseroan atas Central Park Mall kepada PT CPM Assets Indonesia.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (18/10/2022), APLN melepas kepemilikan atas 149 unit satuan rusun dengan nilai transaksi mencapai Rp4,53 triliun. Dana hasil investasi tersebut akan digunakan untuk membayar utang pinjaman dan memperkuat likuiditas APLN.
Sementara itu, dari sisi kinerja keuangan APLN membukukan rugi bersih sebesar Rp 383,4 miliar pada semester I/2022. Angka ini turun 5,92 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu yakni rugi sebesar Rp 407,56 miliar.
Dari sisi penjualan, APLN mampu mencetak pertumbuhan penjualan hingga 48 persen. Penjualan APLN naik dari Rp1,05 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp1,55 triliun pada paruh pertama tahun ini.