Bisnis.com, JAKARTA – PT Global Digital Niaga Tbk, (Blibli) menyelenggarakan paparan publik atas rencananya melantai di Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/10/2022). Aksi korporasi yang sudah santer dikabarkan sejak pertengahan 2022 itu akhirnya menunjukkan titik terang mendekati penghujung tahun.
Menurut pengamatan Bisnis Indonesia, IPO Blibli akan menarik mengingat layanan e-commerce besutan Djarum ini memiliki model bisnis yang berbeda dengan pemain lain. Blibli fokus pada model Business-to-Consumer (B2C) sehingga dapat menciptakan alur rantai pasok lebih pendek dan margin usaha yang lebih tebal jika dibandingkan dengan skema Consumer-to-Consumer (C2C).
Pendekatan B2C yang sejak awal diambil Blibli fokus pada kategori consumer electronics menjadikan berbagai merek kenamaan mempercayakan Blibli sebagai mitra resminya. Sebut saja merek elektronik seperti Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Apple yang telah menjadi business partner Blibli baik di kanal online maupun pengoperasian toko fisik (monobrand dan multi-brand) juga memberikan jaminan bagi konsumen akan keaslian produk yang didapat di Blibli.
Menariknya lagi, Blibli diperkuat dengan infrastruktur logistik andal yang dikelola secara mandiri. Berbeda dengan mayoritas para pelaku e-dagang lainnya, berdasarkan keterangan perusahaan, Blibli memiliki jaringan pergudangan yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain infrastruktur fisik yang mumpuni, Blibli memperkuat supply chain management lewat layanan Last Mile Delivery lewat Blibli Express Service (BES).
Dengan kapabilitas pengelolaan rantai pasok dari hulu hingga hilir, memudahkan Blibli untuk menjaga biaya operasional perusahaan jadi lebih efisien. Tak berhenti di situ, Blibli juga mempelopori layanan pengiriman instan lewat fitur dua jam sampai (2 Hours Delivery) yang kini tersedia di 34 kota di Indonesia.
Potensi IPO Blibli kian berbeda jika diteliti dari ekosistem yang tergabung di dalamnya. Tahun 2017, Blibli mengakuisisi tiket.com, penyedia layanan online travel agent (OTA) dengan predikat pertumbuhan paling pesat di tahun 2019 menurut Sabre. Di akhir 2021 silam, Blibli juga telah menjadi pemegang saham mayoritas PT Supra Boga Lestari (RANC) yang merupakan operator high quality supermarket chain terkemuka. Teranyar, Blibli meluncurkan Blibli Tiket yang merupakan unified omnichannel ecosystem antara Blibli bersama tiket.com dan Ranch Market.
Baca Juga
“Ekosistem omnichannel Blibli Tiket memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi para pelanggan, serta menyediakan layanan yang lebih lengkap, bermanfaat dan terintegrasi dari tiap channel dan platform di dalam ekosistem,” kata VP Public Relations Blibli, Yolanda Nainggolan. Melalui Blibli Tiket, perusahaan optimis dapat meningkatkan kinerja bisnis perusahaan dan memberikan keuntungan terhadap performa ke depan.
Sebagai informasi, Blibli yang berdiri sejak 2011 juga merupakan pelopor ekosistem belanja dan gaya hidup omnichannel yang fokus melayani konsumen ritel dan institusi melalui konektivitas digital. Selain itu, Blibli juga berkolaborasi dengan lebih dari 27.000 toko yang melayani fitur Blibli InStore dan Click & Collect.
IPO
Dalam prospektus disebutkan Blibli menargetkan menghimpun dana sebesar Rp8 triliun yang akan dialokasikan untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan sekitar Rp5,5 triliun. Selebihnya, dana IPO disebut akan menjadi modal kerja Blibli dan entitas anak untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan, seperti kegiatan penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional, dan penambahan fasilitas pendukung usaha perseroan.
Bila sesuai rencana, maka Blibli akan masuk daftar lima IPO terbesar di BEI. Dengan fundamental bisnis yang solid, Blibli menjadi calon emiten yang sangat menarik perhatian pelaku pasar.
Seperti diketahui, perseroan akan melaksanakan IPO dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham dengan nilai nominal Rp250 per saham. Jumlah itu setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana. Blibli akan memulai masa penawaran awal pada Selasa (18/10) hingga 24 Oktober 2022.Masa penawaran umum pada 1-3 November 2022, dan rencana pencatatan saham di BEI pada 7 November 2022.
Dari ikhtisar keuangan, Blibli tercatat memiliki total aset Rp16,86 triliun per 30 Juni 2022. Adapun, total liabilitasnya mencapai Rp8,7 triliun yang didominasi oleh utang bank jangka pendek sebesar Rp5,07 triliun. Blibli tercatat membukukan pendapatan bersih yang tumbuh positif dalam 3 tahun terakhir dari Rp4,18 triliun pada 2019 menjadi Rp4,29 triliun pada 2020, dan Rp8,85 triliun pada 2021.
MENJANJIKAN
Bendahara Amvesindo sekaligus Managing Partner Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani mengatakan dengan adanya Grup Djarum di belakang tiga perusahaan tersebut, tentunya kolaborasi antara perusahaan menjadi agenda yang saling menguntungkan dalam beberapa hal.
"Pertama, customer lifetime values yang makin tinggi, karena makin banyaknya touch points dan data pelanggan makin bisa dianalisis lebih banyak sehingga insights terhadap customer profile dan behaviour makin kaya," kata Edward kepada Bisnis.
Amvesindo melihat dengan sinergi ketiga perusahaan ini akan menarik investor ritel dan asset management untuk berpartisipasi dalam rencana IPO tersebut. "Makin besar ekosistem perusahaan yang akan IPO, makin banyak investor dan asset management yang bisa berpartisipasi," ujarnya.
Direktur Celios Bhima Yudhistira juga menyatakan bahwa rencana IPO perusahaan digital di tengah ketidakpastian ekonomi global sebenarnya menjadi hal yang menarik. Artinya, investor masih memandang pasar saham di Indonesia cukup resilience dalam menghadapi guncangan eksternal karena besarnya jumlah konsumen yang berada di usia produktif.
Menurutnya, investor tetap akan tertarik mendanai beberapa perusahaan rintisan yang melantai di bursa dengan prospek keuangan yang baik dan berkelanjutan.