Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) telah resmi memperoleh persetujuan pemegang saham untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Hal ini dinilai analis membuat sahamnya semakin menarik.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Jonathan Guyadi mengatakan, aksi korporasi tersebut akan membantu memperbaiki neraca perseroan dan menjadikan BUMI sebagai perusahaan dengan kas bersih pada 2023.
“Selain itu, kami meyakini bahwa masuknya investor strategis baru, yaitu Grup Salim 37 persen kepemilikan efektif, dapat membantu BUMI dalam meningkatkan CSR dan tata kelolanya, serta mengembangkan strategi transisi energi jangka panjang,” katanya dalam riset, Rabu (12/10/2022).
Dengan masuknya dana dari private placement, Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan laba bersih BUMI pada 2023 akan bertumbuh 13,4 persen berkat penurunan beban bunga menjadi US$36 juta dari sebelumnya US$156 juta.
“Meskipun demikian, dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar pasca private placement, kami menyesuaikan TP kami untuk BUMI menjadi Rp215 per saham, menyiratkan PE 2023 sebesar 8,8 kali,” tambahnya.
RUPSLB BUMI menyetujui skema private placement, di mana perusahaan akan menerbitkan 200 miliar saham biasa Seri C dengan harga pelaksanaan Rp120 dan total hasil US$1,6 miliar atau Rp24 triliun.
Baca Juga
Dana tersebut akan membantu BUMI melunasi utang PKPU-nya sebesar US$1,56 milliar dan menghemat beban bunga hingga sekitar US$130 juta per tahun. Di samping itu, masuknya Grup Salim sebagai investor strategis dapat membantu BUMI untuk meningkatkan GCG serta kinerjanya ke depan.
“Mengingat peningkatan jumlah saham beredar menjadi 343 miliar, kami menyesuaikan TP kami untuk BUMI menjadi Rp215 dari sebelumnya Rp305, dan EV/Reserve sebesar US$2,51 per ton pada sepanjang 2022, lebih rendah dari pesaing terdekat BUMI, ITMG US$7,93 per ton dan ADRO US$3,25 per ton,” papar Jonathan.
Adapun, risiko yang masih dihadapi BUMI di antaranya melambatnya produksi, dan harga batu bara yang lebih rendah dari perkiraan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca