Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas batu bara masih berpeluang menembus US$400 per ton meski sedang dalam tren menurun akibat kebijakan China menjaga harga.
Pada perdagangan Senin (10/10/2022) pukul 17.50 WIB, harga batu bara Newcastle kontrak November 2022 turun 0,61 persen atau 2,3 poin menjadi US$377,85 per ton.
Sebelumnya, akhir pekan lalu, harga batu bara anjlok 6,36 persen. Kini, harga batu bara mencapai level terendahnya sejak 11 Agustus 2022 di posisi US$377 per ton.
Pengamat pasar modal sekaligus founder Traderindo.com, Wahyu Laksono mengatakan jika harga komoditas energi termasuk batu bara dipengaruhi oleh meningkatnya harga minyak mentah yang cenderung korektif.
“Harga minyak telah menjauh dari level tingginya. Tren besar energi dengan lokomotif minyan cenderung korektif saat ini, walaupun belakangan rebound lagi didukung kebijakan produksi OPEC+,” kata Wahyu kepada Bisnis, Senin (10/10/2022).
Selain itu, tren harga batu bara yang anjlok juga disebabkan oleh kebijakan manajemen badan ekonomi utama China, National Development snd Reform Commission (NDRC) yang melakukan intervensi harga.
Baca Juga
NDRC memperingatkan penambang dan pedagang batu bara domestik untuk menjaga kepatuhan dengan harga kontrak jangka menengah dan panjang. Bagi yang menolak mematuhi aturan tersebut diancam hukuman dengan tuduhan kecurangan harga.
Hal tersebut terjadi karena China merupakan faktor utama penentu harga batu bara. China merupakan produsen dan konsumen batu bara terbesar di dunia. Kebijakan industri batu bara China berada di bawah kendali NDRC.
“Banyak contoh kebijakannya [NDRC], misalnya aturan jam kerja, aturan ekspor impor serta fee nya, dan aturan keuangan bagi coal mining,” lanjutnya.
Berdasarkan sentimen tersebut, diproyeksikan harga batu bara ke depan berkisar US$250 hingga US$450 dengan frequently area masih disekitar US$400.
“Di dekat atau bawah US$300, buy on weakness. Di dekat atau diatas US$450, sell on strength,” imbuhnya.