Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Pangkas Produksi Minyak 2 Juta Barel/Hari, Siap-siap Harga Naik!

OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak mentah sebesar 2 juta barel. Jumlah ini menjadi yang terbesar sejak 2022.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik untuk sesi keempat setelah OPEC+, aliansi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, menyetujui pengurangan produksi minyak mentah terbesar sejak 2020.

Rusia kembali memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan menjual minyak mentah ke negara manapun yang menerapkan batasan harga.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di sekitar US$88 per barel, setelah melonjak 10 persen selama tiga sesi sebelumnya. 

Dilansir dari Bloomberg, OPEC+ berencana untuk memangkas produksi harian sebesar 2 juta barel, yang langsung direspon oleh Amerika Serikat. Sebelumnya, pemerintahan Joe Biden telah mencari lebih banyak minyak dari produsen dalam rangka memerangi inflasi yang dipicu oleh energi.

Setelah adanya keputusan dari OPEC+, Goldman Sachs Group Inc. menaikkan perkiraan harga kuartal keempat untuk minyak Brent menjadi US$110 per barel dan mengatakan pengurangan itu dapat mendorong Badan Energi Internasional (International Energy Agency) untuk mengoordinasikan pelepasan cadangan.

Sebagaimana diketahui, harga minyak mentah cenderung lebih rendah sejak Juni lalu di tengah kekhawatiran atas perlambatan global. 

Kepala Penelitian Energi di Goldman Sachs Damien Courvalin menyampaikan, kekhawatiran tersebut telah membebani harga minyak mentah.

“Semua perkembangan yang kami lihat di sisi penawaran pada titik ini sangat menentukan apa yang kami yakini akan menjadi harga yang lebih tinggi hingga akhir tahun ini,” ujarnya, melansir Bloomberg, Kamis (6/10/2022).

Dengan adanya pengurangan produksi dan permintaan musim dingin, Damien memperkirakan  persediaan minyak akan terus turun.

Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi mengatakan bahwa dampak nyata dari pengurangan produksi tersebut kemungkinan akan sekitar 1 juta hingga 1,1 juta barel per hari mulai November 2022. Itu masih setara dengan pengurangan terbesar sejak awal pandemi Covid-19. 

Menanggapi keputusan OPEC+, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan langkah untuk membatasi harga minyak negaranya akan menjadi bumerang dan dapat menyebabkan pengurangan sementara dalam produksinya.

Sebagai informasi, Uni Eropa pada Rabu (5/10/2022) menyetujui sejumlah sanksi baru terhadap Moskow, yakni membatasi harga minyak Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper