Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan jumlah utang BUMN cukup sehat meski menembus Rp1.500 triliun jika dibandingkan dengan investasinya. Utang BUMN hanya berkisar 35 persen jumlah utang terhadap ekuitas.
Menurutnya, berdasarkan EBITDA margin BUMN meningkat 20,4 persen, yang artinya BUMN semakin sehat, dan terlihat jelas arah sehatnya.
"Kalau ada persepsi BUMN banyak utang, kami sudah presentasikan bahwa total utang bumn yang memang dibandingkan dengan investasi, itu total utang Rp1.500 triliun. Sementara itu, investasi Rp4.200 triliun, artinya perbandingannya kira-kira 35 persen utang ke ekuitas, artinya sehat," ungkapnya dalam konferensi pers yang dikutip Kamis (29/9/2022).
Erick juga menegaskan jumlah BUMN terus dikonsolidasikan seiring dengan restrukturisasi organisasi BUMN. Dia ingin memastikan bukan soal banyaknya BUMN, tetapi dampak yang diutamakan bagi industri dan valuasinya kepada masyarakat.
"Kami harapkan BUMN bisa berikan kontribusi baik ke negara, kontribusi BUMN tiga tahun terakhir Rp1.198 triliun atau naik Rp68 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya," katanya.
Erick Thohir mengungkapkan pendapatan konsolidasi BUMN selama setahun penuh. Pada 2021, pendapatan konsolidasi BUMN tumbuh 18,8 persen menjadi Rp2.290,5 triliun.
Baca Juga
Menurutnya, pertumbuhan dan nilai pendapatan BUMN sangat signifikan, kalau dibandingkan dengan APBN negara Indonesia yang kurang lebih angkanya Rp2.500 triliun, secara nilai sudah mendekati APBN.
"Kita lihat juga Ebitda margin meningkat 20,4 persen artinya makin sehat, dan jelas sehat. Kalau ada persepsi BUMN banyak utang, kami sudah presentasikan bahwa total utang BUMN yang memang dibandingkan dengan investasi, itu total utang Rp1.500 triliun. Sementara investasi Rp4.200 triliun, artinya perbandingannya kira kira 35 persen utang ke ekuitas, artinya sehat," jelasnya, dikutip Kamis (29/9/2022).
Namun, realisasi pendapatan yang mendekati APBN tersebut tidak serta merta meningkatkan kontribusi BUMN terhadap negara. Berdasarkan catatan laporan kinerja BUMN 2021, realisasi dividen BUMN ke negara sebelum diaudit hanya Rp29,5 triliun.
Sementara itu, realisasi kontribusi BUMN terhadap negara mencapai Rp360,8 triliun dengan rincian pajak sebanyak Rp244,5 triliun, dan PNBP lainnya sebanyak Rp86,8 triliun.
Sayangnya, ketika pendapatan BUMN tumbuh signifikan, realisasi kontribusi tersebut lebih rendah 4,29 persen dibandingkan dengan realisasi kontribusi BUMN kepada negara sebesar Rp377 triliun pada 2020.
Erick juga menerangkan di antara BUMN juga terdapat BUMN yang tidak sehat, sehingga membuat portofolio BUMN harus melakukan perbaikan.