Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti Grup Sinar Mas, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) tengah mengamati peluang yang dapat dikerjakan untuk proyek di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kawasan Penajam Paser, Kalimantan Timur.
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya mengatakan secara jangka panjang BSDE memiliki peluang untuk pengembangan proyek di IKN. Hal ini lantaran proyek-proyek BSDE yang tengah berjalan mliki akses jalan tol menuju lokasi IKN dengan waktu tempuh kurang dari satu jam.
"Saat ini, kami masih mengamati peluang apa yang dapat kami kerjakan di proyek IKN," ujar Hermawan kepada Bisnis pada Kamis (22/9/2022).
Meski demikian, Hermawan menyebut BSDE masih akan fokus pada pengembangan proyek-proyek yang telah mendapatkan izin lokasi.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, BSDE tercatat memiliki tanah yang belum dikembangkan senilai Rp14,82 triliun. Angka ini naik dari Rp14,47 triliun pada 31 Desember 2021.
Beberapa proyek dengan nilai fantastis dari tanah yang belum dikembangkan oleh BSDE beberapa diantaranya adalah proyek BSD City yang berlokasi di Bogor, Surabaya, dan Tangerang dengan nilai Rp8,21 triliun.
Baca Juga
Kedua adalah proyek Surabaya yang berlokasi di Benowo, Surabaya dengan nilai Rp1,42 triliun dan ketiga adalah proyek Roxy II di Roxy, Jakarta Pusat dengan nilai Rp1,29 triliun.
"Untuk penambahan landbank pada akun tanah yang belum dikembangkan merupakan penambahan dan atau boleh dikatakan sebagai penggenapan lahan atas proyek kami yang telah memperoleh ijin lokasi, di antaranya di BSD City, Roxy, Benowo, Grand Wisata, Kota Wisata, Cibubur, Surabaya dan Makassar," jelas Hermawan.
Pada paruh pertama tahun ini, BSDE melaporkan pendapatan usaha periode semester I/2022 sebesar Rp3,83 triliun, setara dengan pertumbuhan 17,87 persen secara year on year (yoy) dari tahun lalu, terbukukan sebesar Rp3,25 triliun.
Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk tercatat sebesar Rp463,64 miliar. Angka ini turun 31,82 persen secara yoy dari sebelumnya Rp680 miliar.