Bisnis.com, JAKARTA – Setelah beberapa tahun tak membagikan dividen, emiten properti Grup Sinarmas PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) masih menimbang beberapa faktor sebelum memutuskan membagikan dividen meskipun membukukan laba positif.
Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengatakan bahwa sejak beberapa tahun lalu BSDE tidak membagikan karena banyak pertimbangan.
Pertama, periode beberapa tahun yang lalu, menjadi tantangan bagi perusahaan properti untuk tetap survive di kondisi pandemi dan tahun politik sebelum itu.
“Kemudian, mengenai dana yang diperlukan perusahaan untuk pertumbuhan. BSD masih memiliki izin lokasi yang cukup besar di BSD untuk kita akuisisi, tapi itu sangat terukur dan kita usahakan untuk mengakuisisi lahan di BSD City khususnya dengan harga yang sudah kita tetapkan yang kita maksimalkan growth margin-nya pada saatnya nanti,” jelas Hermawan dalam paparan pubik, Kamis (15/9/2022).
Hermawan menegaskan ketersediaan dana jadi faktor penting untuk memutuskan pembagian dividen, dan kebutuhan capex perseroan untuk pengembangan yang akan datang.
“Kita melihat sebelumnya, sebelum 2022 atau ke depannya tentunya ada tantangan tersendiri bagi kita menghadapi kondisi yang tidak pasti, kita akan lihat tahun ini atau tahun akan datang apa kita bisa membagikan dividen atau tidak tergantung kebutuhan capex yang ada dan melihat kondisi ekonomi dan tantangan bagi properti dan pengembang tersebut,” imbuhnya.
Baca Juga
Pada enam bulan pertama, BSDE berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,83 triliun hingga akhir Juni 2022 atau tumbuh 17,87 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Sementara itu laba Kotor tercatat sebesar Rp2,37 triliun, tumbuh 8,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,19 triliun. Kemudian laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk tercatat sebesar Rp463,64 miliar.
Terakhir, BSDE membagikan dividen pada 2017 dengan besaran Rp96,23 miliar atau Rp5 per saham. Dividen tersebut diambil dari 5,36 persen laba bersih perseroan sepanjang tahun buku 2017 mencapai Rp1,8 triliun.