Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN Karya, PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) mencatatkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 22,6 persen secara tahunan senilai Rp14,7 triliun per Juli 2022.
Analis NH Korindo Sekuritas, Arief Machrus mengatakan, segmen infrastruktur dan gedung memiliki kontribusi besar mencapai 58,4 persen, diikuti oleh industri, energi & industrial plant serta realty dan properti masing-masing sebesar 22,7 persen, 15,2 persen, dan 3,3 persen.
“Adapun pertumbuhan kontrak baru didukung oleh program pengembangan infrastruktur strategis, dan berpotensi meningkat seiring berjalannya lelang proyek IKN,” ujarnya dalam riset, dikutip Minggu (18/9/2022).
Peningkatan pendapatan WIKA ditopang pendapatan bersih realty dan properti seiring berjalannya proses holding hotel BUMN oleh anak usaha WIKA, WIKA Realty.
Pada semester I/2022, WIKA mencatatkan pendapatan bersih investasi senilai Rp39,3 miliar, yang sebelumnya tidak membukukan pendapatan di segmen ini.
Arief melanjutkan, NHKSI Research mempertahankan rekomendasi buy saham WIKA dengan target harga Rp1.280 untuk periode 12 bulan ke depan berdasarkan metode forward P/E 13,8 kali dan potensi upside 23,1 persen dari harga terakhir.
Baca Juga
“Di sisi lain, kami tetap mencermati risiko pencapaian kontrak baru di bawah target, seiring potensi kenaikan biaya konstruksi dan bahan bangungan, serta suku bunga kredit. Kami juga tetap mencermati hambatan pembebasan lahan dan relokasi proyek kereta cepat yang membuat estimasi biaya menjadi meningkat,” tutupnya.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana menjelaskan, prospek kinerja saham emiten BUMN sangat baik meski dapat terpengaruh data inflasi AS yang mempengaruhi pergerakan pasar.
“Menurut kami, saham BUMN yang menarik dari sektor konstruksi karena pada tahun ini belum terkena rotasi sektor dan volume perdagangan meningkat, sehingga menarik dijadikan watchlist,” ujar Raditya saat dihubungi Bisnis, Minggu (18/9/2022).
Raditya merekomendasikan saham WIKA dengan target harga Rp1.220 seiring kontrak IKN yang menyumbang Rp1,1 triliun.
Per Agustus 2022, WIKA mencatatkan nilai kontrak baru Rp18 triliun, atau setara 46,15 persen dari target nilai kontrak baru senilai Rp39 triliun.
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito mengatakan, pada Agustus 2022 dan awal September 2022, WIKA mendapatkan dua kontrak baru dari hasil lelang IKN, yaitu proyek konstruksi jalan tol segmen KKT Kariangau—Tempadung dan pembangunan hunian pekerja konstruksi.
“Angkanya kurang lebih Rp1,1 triliun dua proyek, pertama tol dan rumah pekerja menggunakan modular,” ujarnya dalam Public Expose Live 2022, Selasa (13/9/2022).
Dari sisi pergerakan saham, pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (16/9/2022) saham WIKA naik 2,80 persen ke posisi harga Rp1.100 per saham.
Sejak awal tahun, saham berkapitalisasi pasar Rp9,87 triliun tersebut turun 3,51 persen dari level harga Rp1.140.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.