Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi All Time High Kembali, Asal Syarat Ini Terpenuhi

Analis memperkirakan jika IHSG turun ke bawah level 7.200, hal tersebut akan berpotensi merusak tren naik jangka pendek IHSG.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan dapat melanjutkan tren penguatan menuju all time high selama tidak berada di bawah level 7.200.

Head of Research NH Korindo Liza Camelia Suryanata mengatakan, IHSG sempat mencetak rekor all time high yang baru di level 7.377. Akan tetapi, penutupannya tidak mampu dipertahankan di atas 7.355.

"Ini membuat label resistance kuat pada 7.355 masih belum dicopot, dan dengan munculnya candle Shooting Star yang terjadi di area resistance. Kembali kami harus keluarkan peringatan untuk para investor/trader akan masih adanya ancaman pullback sejenak, setidaknya ke support pertama yaitu MA10 pada kisaran 7.260-7.250, atau ke MA20 di sekitar 7.210," kata Liza, Jumat (156/9/2022).

Dia melanjutkan, konsolidasi sehat ini bisa digunakan sebagai kesempatan untuk buy on weakness.

Namun, lanjutnya, apabila IHSG turun support ke bawah 7.200, hal tersebut akan berpotensi merusak trend naik jangka pendek IHSG. Dengan demikian, IHSG harus mencari bantalan yang lebih solid di sekitar 7.050-7.000.

Sementara itu, menurutnya secara makro dan sentimen regional, pasar secara umum masih memasang mata dan telinga akan hasil FOMC meeting minggu depan yang rencananya diadakan pada 20-21 September, mengenai rencana kenaikan FFR yang disurvey 75bps. Namun, kenaikan FFR ini dapat mencapai 100bps karena angka CPI AS pada Agustus masih belum juga menjinak.

Menurut Liza, keputusan The Fed ini ditengarai juga akan mempengaruhi keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diadakan sehari sesudahnya, yaitu 22 September.

"Rasanya tak terelakkan lagi bahwa 7DRRR juga harus mengalami penyesuaian lebih lanjut, karena inflasi inti kita terakhir sudah masuk area 3 persen, dan mempersiapkan diri menyambut kenaikan inflasi bulan September ini karena kenaikan harga BBM subsidi," ucapnya.

Adapun, lanjutnya, jika IHSG mampu break out dari level 7.355, IHSG memiliki potensi menuju 7.600-7.700 hingga akhir tahun.

"Karakteristik market kita yang commodity-driven, dipercaya masih menyimpan sejumlah kartu as untuk menguatkan data-data makro Indonesia. Terbukti, nilai tukar rupiah kita masih di sekitar Rp14.861/US$," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper