Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tembus Rekor, Analis Ramal IHSG Capai Level 7.500 Akhir 2022

Analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada dalam tren penguatan akan menyentuh level 7.500 pada akhir tahun.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat sempat menembus rekor all-time high atau tertinggi sepanjang masa pada perdagangan hari ini. Analis memperkirakan gerak bullish IHSG ini masih belum tertahan dalam waktu dekat.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menuturkan, penguatan yang terjadi pada IHSG belum menunjukkan tanda akan mereda. Hal tersebut telah membawa IHSG segera mencetak rekor tertinggi baru hari ini.

"Sejauh ini kami masih mempertahankan target IHSG 7.500 hingga akhir tahun," kata Pandhu, Kamis (15/9/2022).

Meski demikian, Pandhu menilai terdapat beberapa faktor yang akan menghadang laju IHSG. Faktor tersebut seperti kenaikan inflasi pada 4 bulan terakhir. Menurut Pandhu, inflasi berpotensi menggerus kinerja para emiten.

"Langkah pengetatan ekonomi juga mulai dilakukan pemerintah seperti menaikkan suku bunga dan harga BBM, mengikuti trend yang terjadi secara global," ucap dia.

Hal tersebut diperkirakan akan memicu kontraksi ekonomi di masa mendatang. Meski demikian, lanjutnya, pengetatan ekonomi yang dilakukan pemerintah diperkirakan tidak akan separah dengan yang terjadi di luar, karena Indonesia masih sangat terbantu oleh harga komoditas yang tinggi.

Adapun menurutnya, para investor pasar modal di Indonesia, terutama investor asing, masih optimistis terhadap kinerja para emiten yang kuat terutama di sektor komoditas yang labanya terdongkrak oleh tingginya harga komoditas.

Selain komoditas, sektor perbankan yang merupakan tulang punggung dari indeks, juga terbantu oleh pemulihan ekonomi secara keseluruhan, dan masih rendahnya tingkat suku bunga.

"Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa asing menyukai Indonesia, terlihat dari data net buy lebih dari Rp11 triliun di BEI dalam sebulan terakhir," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper