Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menguat Tipis, Sektor Energi S&P500 Paling Perkasa

Saham-saham Wall Street menguat tipis pada Kamis pagi WIB dengan saham energi menjadi yang paling perkasa.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham Wall Street menguat tipis pada Kamis pagi WIB dengan saham energi menjadi yang paling perkasa.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 30,12 poin atau 0,10 persen, menjadi menetap di 31.135,09 poin setelah turun lebih dari 200 poin di posisi terendah sesi. Indeks S&P 500 menguat 13,32 poin atau 0,34 persen, menjadi berakhir di 3.946,01 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 86,10 poin atau 0,74 persen, menjadi ditutup di 11.719,68 poin.

Dari 11 sektor utama S&P 500, saham energi adalah yang memperoleh persentase kenaikan tertinggi, didorong oleh kenaikan harga minyak mentah karena kekhawatiran pasokan makin ketat.

Ketiga indeks utama goyah sepanjang hari, tetapi akhirnya berakhir di wilayah positif. Mereka semua gagal mendapatkan kembali landasan yang berarti yang hilang dalam pembantaian Selasa (13/9/2022), yang menyebabkan penurunan persentase terbesar mereka dalam lebih dari dua tahun.

"Hari ini adalah hari yang menyenangkan, setelah mengalami pukulan berat kemarin," kata Kepala Strategi Pasar Carson Group, Ryan Detrick, di Omaha, Nebraska dikutip dari Antara, (15/9/2022)

Data Indeks Harga Produsen (IHP) Departemen Tenaga Kerja mendarat dekat dengan perkiraan konsensus dan memberikan beberapa bantuan setelah angka Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengguncang pasar pada Selasa (13/9/2022), lebih panas dari yang diperkirakan.

"Perdebatan inflasi berlanjut dan kemarin adalah pengingat yang keras bahwa ini adalah pertempuran yang sulit dan The Fed harus tetap agresif untuk membatasi harga inflasi yang meluas yang kita lihat," tambah Detrick.

Laporan IHP menawarkan jaminan bahwa inflasi memang pada lintasan yang lambat dan menurun.

Tetapi masih ada jalan panjang sebelum mendekati target inflasi tahunan Federal Reserve rata-rata 2,0 persen, dan sementara pasar keuangan telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan FOMC minggu depan, mereka melihat kemungkinan 28 persen untuk kenaikan 100 basis poin berukuran super, menurut alat FedWatch CME.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper