Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mencatatkan rata-rata harga penjualan batu bara US$108 per ton pada semester I/2022, yang membuat pendapatan perusahaan melonjak.
Direktur dan Sekretaris Korporasi BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan sepanjang semester pertama 2022, kinerja produksi batu bara BUMI terhambat oleh musim hujan karena La Nina.
BUMI mencatat overburden removal atau pengupasan lapisan penutup naik dari 284 juta bank cubic meter (mbcm) pada semester I/2021 menjadi 306 mbcm pada periode yang sama tahun ini, atau naik 6 persen. Adapun, rasio pengupasan juga naik dari 7,1 persen menjadi 8,9 persen.
Sepanjang semester pertama tahun ini, batu bara yang berhasil ditambang sebanyak 34,5 juta ton, turun 14 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 40,1 juta ton.
“Periode ini lebih banyak batu bara yan terekspos, tapi lebih sedikit yang bisa ditambang karena musim hujan. Kalau cuaca sudah lebih baik kami bisa tambah produksi,” kata Dileep kepada Bisnis.
Senada, batu bara yang terjual pada paruh pertama tahun ini juga turun 16 persen menjadi 33,8 juta ton, dari tahun lalu 40,2 juta ton.
Baca Juga
Kendati demikian, rata-rata harga jual (ASP) batu bara BUMI menjulang hingga 92 persen dari US$56,2 per ton menjadi US$108 per ton.
“Meski produksi dan penjualan turun 16 persen, kinerja keuangan BUMI ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata BUMI yang naik sampai 92 persen. Sehingga pendapatan kami tumbuh 66 persen,” terang Dileep.
Dia memperkirakan harga acuan batu bara global masih akan berkisar antara US$350 – US$450 per ton setidaknya sepanjang tahun ini.
“Faktor utama kenaikan harga ini karena gap antara permintaan batu bara dan pasokannya makin besar. Pasokan selalu statis atau bahkan menurun sementara permintaan makin besar di mana-mana,” kata Dileep.
Sepanjang semester I/2022, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$968,68 juta atau setara Rp14,45 triliun (kurs Rp14.925) meningkat 129,6 persen dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Pada semester I/2021, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$421,86 juta atau setara Rp6,02 triliun (kurs Rp14.285).
Adapun laba bersih yang dicatatkan BUMI mencapai US$167,67 juta atau setara Rp2,5 triliun, meningkat 8.768 persen dari US$1,89 juta atau setara Rp27 miliar pada semester pertama 2021.
Pada 2022, BUMI menargetkan volume produksi batu bara di kisaran 78 juta – 83 juta ton, naik dari tahun lalu sebanyak 78 juta ton. Produksi batu bara Grup Bakrie tersebut menjadi yang terbesar di Indonesia.