Bisnis.com, JAKARTA – PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp800 miliar sepanjang 2022. Ekspansi pada sektor bisnis kelapa sawit dan panel kayu menjadi fokus penggunaan dana tersebut.
Direktur DSNG Jenti Widjaja mengatakan, perusahaan menganggarkan dana belanja modal sekitar Rp700 miliar hingga Rp800 miliar. Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan ekspansi DSNG baik pada segmen bisnis CPO maupun kayu.
“Sampai semester I/2022 kami sudah menyerap capex sekitar 60 persen,” jelas Jenti dalam acara Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).
Salah satu alokasi penggunaan dana belanja modal adalah pembangunan 2 pabrik kelapa sawit (PKS) baru. Dengan pembangunan tersebut, Jenti menyatakan kapasitas produksi DSNG nantinya akan naik menjadi 105 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
Selain itu, dana belanja modal juga akan digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur terkait di sekitar pabrik dan kebun produksi.
Selanjutnya, perusahaan juga akan meningkatkan kapasitas produksi pada segmen bisnis panel kayu. Kapasitas produksi pabrik kayu tersebut akan ditambah dari 9.000 meter kubik per bulan menjadi 12.000 meter kubik per bulan dan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Baca Juga
Jenti menuturkan, peningkatan kapasitas produksi segmen bisnis kayu tersebut seiring dengan prospeknya yang cukup menjanjikan. Hal tersebut terlihat dari kontribusi pendapatan sektor ini yang terus tumbuh selama beberapa tahun terakhir.
“Kontribusi segmen bisnis kayu pada 2019 lalu sekitar 17 persen terhadap total pendapatan. Sementara, pada 2021 hingga pertengahan tahun 2022 ini konsisten di kisaran 20 persen sehingga menurut kami prospeknya akan cukup baik ke depannya,” kata Jenti.
Adapun DSNG membukukan pendapatan sebesar Rp3,8 triliun pada semester I/2022, naik sebesar 14,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,3 triliun. Penjualan segmen kelapa sawit berkontribusi 80 persen dari total pendapatan semester I 2022.
Segmen kayu juga menunjukkan kinerja yang positif dengan peningkatan pendapatan sebesar 33 persen menjadi Rp782 miliar, ditopang oleh kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.