Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bumi Resources (BUMI) Kejar Produksi Batu Bara 83 Juta Ton, Terbesar di Indonesia

Pada 2022, BUMI menargetkan volume produksi batu bara di kisaran 78 juta – 83 juta ton, naik dari tahun lalu sebanyak 78 juta ton.
Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Adika Nugraha Bakrie/Istimewa
Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Adika Nugraha Bakrie/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) bakal fokus menggenjot produksi di tengah kendala fenomena La Nina dan memanasnya harga batu bara.

Pada 2022, BUMI menargetkan volume produksi batu bara di kisaran 78 juta – 83 juta ton, naik dari tahun lalu sebanyak 78 juta ton. Produksi batu bara Grup Bakrie tersebut menjadi yang terbesar di Indonesia. 

Direktur dan Sekretaris Korporasi BUMI Dileep Srivastava memperkirakan harga acuan batu bara global masih akan berkisar antara US$350 – US$450 per ton setidaknya sepanjang tahun ini.

“Faktor utama kenaikan harga ini karena gap antara permintaan batu bara dan pasokannya makin besar. Pasokan selalu statis atau bahkan menurun sementara permintaan makin besar di mana-mana,” kata Dileep kepada Bisnis, Rabu (7/9/2022).

Di sisi lain pendanaan juga berkurang baik dari institusi lokal, global, dan perbankan. Adapun, sumber energi lainnya seperti energi batu terbarukan belum bisa memenuhi permintaan dan menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.

Dileep mengatakan saat ini yang menjadi hambatan bagi BUMI adalah karena produksinya terhambat musim hujan terus menerus karena fenomena alam La Nina.

“Jika cuacanya sudah membaik kami akan berupaya meningkatkan produksi agar dapat menikmati momentum kenaikan harga,” kata Dileep.

BUMI juga masih memprioritaskan produksinya untuk dialirkan ke pasar domestik dan memenuhi DMO daripada ekspor.

“Jika musim hujan mereda, produksi bisa terkejar, dan kualitas membaik, kami akan mempertimbangkan masuk ke pasar lainnya seperti pasar Eropa,” imbuh Dileep.

Dileep Srivastava mengungkapkan sepanjang semester pertama 2022, kinerja produksi batu bara BUMI terhambat oleh musim hujan karena La Nina.

BUMI mencatat overburden removal atau pengupasan lapisan penutup naik dari 284 juta bank cubic meter (mbcm) pada semester I/2021 menjadi 306 mbcm pada periode yang sama tahun ini, atau naik 6 persen. Adapun, rasio pengupasan juga naik dari 7,1 persen menjadi 8,9 persen.

Sepanjang semester pertama tahun ini, batu bara yang berhasil ditambang sebanyak 34,5 juta ton, turun 14 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 40,1 juta ton.

“Periode ini lebih banyak batu bara yan terekspos, tapi lebih sedikit yang bisa ditambang karena musim hujan. Kalau cuaca sudah lebih baik kami bisa tambah produksi,” kata Dileep.

Senada, batu bara yang terjual pada paruh pertama tahun ini juga turun 16 persen menjadi 33,8 juta ton, dari tahun lalu 40,2 juta ton.

Kendati demikian, rata-rata harga jual (ASP) batu bara BUMI menjulang hingga 92 persen dari US$56,2 per ton menjadi US$108 per ton.

“Meski produksi dan penjualan turun 16 persen, kinerja keuangan BUMI ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata BUMI yang naik sampai 92 persen. Sehingga pendapatan kami tumbuh 66 persen,” terang Dileep.

Kendati demikian, sepanjang 2022 BUMI tetap menargetkan volume produksi batu bara tahun ini di kisaran 78 juta – 83 juta ton. Jumlah ini naik dari tahun lalu sebanyak 78 juta ton. Adapun, ASP batu bara diperkirakan bisa naik antara US$120 – US$125 per ton dengan biaya-biaya sekitar US$45 per ton.

“Jika cuaca membaik kami akan meningkatkan produksi. Semester II/2022 kami perkirakan kinerja BUMI lebih tinggi dari semester pertama,” kata Dileep.

Sepanjang semester I/2022, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$968,68 juta atau setara Rp14,45 triliun (kurs Rp14.925) meningkat 129,6 persen dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Pada semester I/2021, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$421,86 juta atau setara Rp6,02 triliun (kurs Rp14.285).

Adapun laba bersih yang dicatatkan BUMI mencapai US$167,67 juta atau setara Rp2,5 triliun, meningkat 8.768 persen dari US$1,89 juta atau setara Rp27 miliar pada semester pertama 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper