Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Merosot Tertekan Data Ekonomi AS yang Kuat

Harga emas berjangka ditutup melemah setelah data indeks kepercayaan konsumen AS berada lebih tinggi di atas ekspektasi analis.
Emas comex/Reuters
Emas comex/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa (30/8/2022), tertekan oleh data ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan. Namun, namun pelemahan dolar AS menahan pelemahan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 13,4 poin atau atau 0,77 persen ke level US$1.736,30 per troy ounce. Emas berjangka menetap di level terendah sejak akhir Juli.

Dolar AS melemah pada Selasa (30/8) karena euro memperoleh momentum. Greenback terkoreksi terhadap euro di tengah ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memperketat kebijakan moneter lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya.

Namun, prospek logam kuning sangat tertekan oleh proyeksi kenaikan suku bunga AS. Emas merosot pekan lalu setelah The Fed mengisyaratkan tidak memiliki rencana untuk melonggarkan jalur pengetatan moneternya. Langkah itu mendorong dolar ke puncak 20 tahun, dan juga menaikkan imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek.

Data ekonomi AS positif yang dirilis pada Selasa (30/8/2022) menekan harga emas. Indeks kepercayaan konsumen dari lembaga riset Conference Board naik pada Agustus menjadi 103,2 dari 95,3 pada Juli.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa lowongan pekerjaan AS naik secara tak terduga pada Juli, dengan jumlah posisi yang tersedia naik tipis menjadi 11,2 juta, melampaui semua perkiraan dan dari 11 juta yang direvisi pada Juni.

Dalam diskusi dengan Kamar Dagang Regional Huntington di Huntington, Virginia Barat, pada Selasa (30/8/2022), Presiden Federal Reserve Richmond, Tom Barkin mengatakan: "Kami berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dan ada jalan untuk sampai ke sana."

Dia juga mengakui bahwa resesi adalah risiko yang jelas karena Federal Reserve memperketat kebijakan moneter.

Investor sekarang menunggu data penggajian AS yang akan dirilis pada Jumat (2/8/2022). Kekuatan di pasar tenaga kerja kemungkinan akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga secara agresif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper