Bisnis.com, JAKARTA — PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kembali membukukan rugi bersih pada semester I/2022, meski pendapatan memperlihatkan kenaikan.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus menilai prospek emiten-emiten sektor teknologi, termasuk GOTO, cukup menjanjikan meski kinerja bottom line masih negatif.
“Meski masih merugi, ekspektasi terhadap saham teknologi masih bagus pada masa yang akan datang, terlebih dengan ekosistem digital GOTO yang luas dan menjangkau berbagai lini,” kata Nico, Selasa (30/8/2022).
Dia mencatat GOTO tetap melanjutkan pengembangan bisnis dan memperkuat integrasi antar platform di bawah naungannya, seperti peluncuran layanan GoPayLater Cicil yang memungkinkan pelanggan mencicil pembayaran produk di lokapasar. GOTO melalui anak usahanya belum lama ini juga menyelesaikan akuisisi 100 persen saham perusahaan pedagang aset kripto PT Kripto Maksima Koin.
“Emiten teknologi tidak bisa berhenti di satu tempat, artinya mereka harus melakukan inovasi dan improvisasi. Dengan adanya program baru tentu ekosistemnya makin lengkap dan potensi profitabilitasnya meningkat,” paparnya.
Meski demikian, dia tidak memungkiri jika investor mengharapkan profitabilitas yang datang lebih cepat, terutama di tengah sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral.
Baca Juga
Nico mengatakan untuk investasi jangka panjang, saham GOTO bisa diakumulasi ketika harganya di bawah Rp300. Namun untuk investasi jangka pendek, dia menyebutkan saham GOTO yang volatil cukup menarik untuk trading.
Sementara itu, rugi bersih GOTO selama paruh pertama 2022 mencapai Rp13,64 triliun. Rugi ini membengkak 117,28 persen dibandingkan dengan posisi rugi semester pertama tahun lalu sebesar Rp6,28 triliun.
Rugi bersih GOTO juga bertambah dibandingkan dengan kondisi per Maret 2022 sebesar Rp6,47 triliun. Artinya, rugi bersih sepanjang kuartal II/2022 mencapai Rp7,17 triliun.
Rugi bersih GOTO terutama disebabkan oleh naiknya beban penjualan dan pemasaran yang menembus Rp6,34 triliun, 235,43 persen lebih besar daripada beban penjualan dan pemasaran periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,89 triliun.
Pos beban lain seperti beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp5,75 triliun daripada Rp3,83 triliun di semester I/2021.
Selain itu, beban pengembangan produk turut meningkat 227,87 persen menjadi Rp2,13 triliun dari sebelumnya Rp649,78 miliar.
Adapun pendapatan bruto GOTO mencapai Rp10,73 triliun, meningkat 99,9 persen dibandingkan dengan Rp5,37 triliun sepanjang semester I/2021. Kenaikan pendapatan bruto ini diikuti dengan naiknya promosi kepada pelanggan sebesar 115,27 persen sehingga menjadi Rp7,33 triliun, dari sebelumnya Rp3,40 triliun.
Hal tersebut membuat pendapatan bersih GOTO selama paruh pertama tahun ini mencapai Rp3,39 triliun atau naik 73,32 persen secara tahunan dibandingkan dengan Rp1,96 triliun pada semester I/2021.
Sementara itu, Direktur Utama GOTO Andre Sulistyo mengatakan GTV dan pendapatan bruto GOTO terus tembuh dan diikuti dengan perbaikan margin bisnis dibandingkan dengan kuartal I/2022. Tren pertumbuhan ini dia sebut makin mendorong percepatan langkah GOTO menuju profitabilitas.
“Strategi Perseroan untuk mengedepankan diferensiasi produk serta bergeser dari bisnis berbasis insentif, membuahkan hasil yang baik. Sejak implementasi strategi tersebut, penggunaan lintas platform meningkat serta memberikan ruang untuk menajamkan fokus, meningkatkan jumlah pelanggan setia dengan monetisasi bernilai tinggi,” paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/8/2022).
Di tengah tantangan makroekonomi yang masih berlanjut, Andre mengatakan GOTO terus memperluas keragaman dan pendalaman ekosistem untuk keberlanjutan pengembangan bisnis. Dia meyakini industri ini akan terus beradaptasi di tengah perubahan yang sangat cepat.
“Memahami situasi tersebut, GoTo akan terus mengimplementasikan efisiensi biaya dan mendorong sinergi optimal dalam ekosistem,” kata Andre.