Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melaporkan peningkatan pada nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) di eksosistem digitalnya pada kuartal II/2022. GTV selama periode ini mencapai Rp150,5 triliun atau meningkat 39 persen dibandingkan dengan kuartal II/2021.
Direktur Utama GOTO Andre Sulistyo mengatakan GTV dan pendapatan bruto GOTO terus tembuh dan diikuti dengan perbaikan margin bisnis dibandingkan dengan kuartal I/2022. Tren pertumbuhan ini dia sebut makin mendorong percepatan langkah GOTO menuju profitabilitas.
“Strategi Perseroan untuk mengedepankan diferensiasi produk serta bergeser dari bisnis berbasis insentif, membuahkan hasil yang baik. Sejak implementasi strategi tersebut, penggunaan lintas platform meningkat serta memberikan ruang untuk menajamkan fokus, meningkatkan jumlah pelanggan setia dengan monetisasi bernilai tinggi,” paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/8/2022).
Di tengah tantangan makroekonomi yang masih berlanjut, Andre mengatakan GOTO terus memperluas keragaman dan pendalaman ekosistem untuk keberlanjutan pengembangan bisnis. Dia meyakini industri ini akan terus beradaptasi di tengah perubahan yang sangat cepat.
“Memahami situasi tersebut, GoTo akan terus mengimplementasikan efisiensi biaya dan mendorong sinergi optimal dalam ekosistem,” kata Andre.
Direktur Keuangan GOTO Jacky Lo mengatakan kinerja pada kuartal II/2022 lebih berkualitas, didukung peningkatan monetisasi, belanja insentif yang lebih efektif, dan pemanfaatan beban operasional secara lebih optimal.
Baca Juga
GTV tercatat mencapai batas atas dalam rentang pedoman yang ditetapkan sebelumnya dengan nilai Rp150,5 triliun. Sementara itu, pendapatan bruto tumbuh 45 persen year on year yoy mencapai Rp5,5 triliun.
“Ke depannya, kami akan terus mengoptimalkan berbagai beban usaha, dengan dukungan kinerja yang baik, sebagai hasil investasi kami melakukan integrasi lintas platform dan dalam ekosistem. Kami berharap tren pertumbuhan bisnis yang positif di seluruh segmen bisnis GoTo akan terus berlanjut, seiring langkah mencapai break even sebagai sebuah ekosistem terintegrasi,” kata Jacky.
Pertumbuhan pendapatan dan GTV GOTO terutama didorong oleh perkembangan upaya monetisasi, termasuk di antaranya pembaruan skema komisi pedagang e-commerce, pendapatan komisi dari layanan pesan antar makanan, dan pemulihan pada sektor mobilitas.
Kuartal kedua tahun 2022 cukup berbeda dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, antara lain dengan dilonggarkannya pembatasan mobilitas, khususnya pada periode perayaan Idulfitri.
Meski terdapat penurunan aktivitas di sekitar periode libur tersebut, yang disebabkan oleh perjalanan mudik masyarakat, GoTo tetap mencatatkan penggunaan yang lebih tinggi dari konsumen.
Tingkat belanja per pengguna (sebagaimana diukur dari pembagian GTV terhadap ATU) tumbuh 17 persen yoy, sementara jumlah annual transacting users atau ATU tumbuh 28 persen yoy menjadi 67 juta pengguna.
Pada kuartal yang sama, GOTO mencatatkan pertumbuhan penggunaan konsumen, sebagai hasil dari berbagai inisiatif yang mendorong integrasi lintas platform, termasuk peluncuran GoPayCoins sebagai sistem poin penghargaan tunggal bagi konsumen Grup GoTo.
Dengan fitur ini, Perseroan berhasil meningkatkan jumlah konsumen lintas platform (yang menggunakan kedua platform Gojek dan Tokopedia) sebesar lebih dari 80 persen yoy.
“Konsumen lintas platform memiliki loyalitas dan melakukan lebih banyak transaksi dibandingkan dengan konsumen yang hanya menggunakan satu platform saja,” tulis manajemen GOTO.
Berdasarkan segmen, GTV dari on demand services pada kuartal II/2022 mencapai Rp14,9 triliun dan pendapatan bruto Rp3,2 triliun. GTV segmen e-commerce menjadi salah satu kontributor terbesar di periode ini dengan nilai Rp67,3 triliun dan pendapatan kotor Rp2,1 triliun.
Adapun segmen financial technology services menyumbang GTV jumbo senilai Rp87,3 triliun dan pendapatan bruto Rp400 miliar.
GOTO) membukukan rugi bersih sebesar Rp13,64 triliun sepanjang semester I/2022. Rugi ini membengkak 117,28 persen dibandingkan dengan posisi rugi semester pertama tahun lalu sebesar Rp6,28 triliun.
Rugi bersih GOTO juga bertambah dibandingkan dengan kondisi per Maret 2022 sebesar Rp6,47 triliun. Artinya, rugi bersih sepanjang kuartal II/2022 mencapai Rp7,17 triliun.
Rugi bersih GOTO terutama disebabkan oleh naiknya beban penjualan dan pemasaran yang menembus Rp6,34 triliun, 235,43 persen lebih besar daripada beban penjualan dan pemasaran periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,89 triliun.
Pos beban lain seperti beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp5,75 triliun daripada Rp3,83 triliun di semester I/2021.
Selain itu, beban pengembangan produk turut meningkat 227,87 persen menjadi Rp2,13 triliun dari sebelumnya Rp649,78 miliar.
Adapun pendapatan bruto GOTO mencapai Rp10,73 triliun, meningkat 99,9 persen dibandingkan dengan Rp5,37 triliun sepanjang semester I/2021.