Bisnis.com, JAKARTA - Wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai akan menjadi sentimen negatif bagi emiten teknologi. Hal ini lantaran kenaikan BBM otomatis menimbulkan inflasi di Indonesia.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan kenaikan BBM akan memunculkan berbagai macam kenaikan harga mulai dari pangan, energi, hingga transportasi. Ia juga menyebut inflasi rata-rata menimbulkan kenaikan harga.
Lebih lanjut, Nico mengatakan inflasi lantas memicu adanya kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI). Hal ini kemudian menambah sentimen negatif bagi emiten sektor teknologi.
"Ketika bensin dinaikan begitu tinggi ya otomatis tentu saja inflasi mengalami kenaikan yang akan memicu kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia," ujar Nico kepada Bisnis dikutip pada Minggu (28/8/2022).
Nico menyebut investor lebih baik melakukan investasi pada sektor lain atau rotasi sektor. Hal ini lantaran sektor teknologi kurang menguntungkan dengan adanya kondisi saat ini.
Namun jika investor bersih keras ingin berinvestasi pada sektor teknologi, maka secara jangka pendek Nico merekomendasikan MTDL. Sementara untuk jangka panjang ia merekomendasikan GOTO.
Baca Juga
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Pemerintah tengah memperdalam kajian mengenai wacana kenaikan BBM. pemerintah juga tengah mempertimbangkan untuk menyalurkan bantuan sosial (Bansos) jika harga BBM harus dinaikkan.
“Iya, bansosnya juga sedang diminta [Presiden] untuk diperdalam, anggarannya darimana? Programnya seperti apa?,” kata Airlangga kepada wartawan, di Komplek Istana Kepresidenan, Kamis (25/8/2022).
Airlangga pun mengaku bahwa Pemerintah masih belum menentukan pilihan apakah akan menaikkan harga BBM atau meneruskan subsidi. Adapun, kondisi terkini menurutnya keputusan masih dalam pertimbangan untuk diperdalam.