Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Dunia Turun Sepekan, Sinyal Resesi Menyala

Harga minyak berjangka turun selama sepekan karena dolar AS yang lebih kuat dan kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi akan melemahkan permintaan.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak berjangka turun selama sepekan karena dolar AS yang lebih kuat dan kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi akan melemahkan permintaan.

Pada minggu ini (15-19 Agustus 2022), harga minyak mentah WTI turun 1,4 persen, sementara Brent turun 1,5 persen, berdasarkan kontrak bulan depan. Harga minyak turun karena kegelisahan resesi.

Minyak sempat melonjak di tengah komentar Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin yang mengatakan dorongan untuk menaikkan suku bunga juga perlu diimbangi dengan dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian.

Tetapi minyak mentah memangkas kenaikannya karena kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga yang akan datang menetap kembali. Penguatan dolar AS mencapai level tertinggi lima minggu, yang juga membatasi kenaikan minyak mentah karena membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.

"Meskipun kompleks minyak telah mampu mengabaikan dolar yang kuat pada setiap sesi tertentu, tren dolar yang kuat yang diperpanjang akan menimbulkan hambatan besar terhadap kenaikan harga minyak yang berkelanjutan," Jim Ritterbusch, dari perusahaan penasihat perdagangan minyak Ritterbusch and Associates dikutip dari Antara (20/8/2022).

Haitham Al Ghais, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan bahwa dia optimis tentang permintaan minyak hingga 2023. OPEC ingin memastikan Rusia tetap menjadi bagian dari kelompok OPEC+, kata Al Ghais menjelang pertemuan 5 September.

Pasokan bisa diperketat lagi ketika pembeli Eropa mulai mencari pasokan alternatif untuk menggantikan minyak Rusia menjelang sanksi Uni Eropa yang berlaku mulai 5 Desember.

"Kami menghitung Uni Eropa perlu mengganti 1,2 juta barel per hari impor minyak mentah Rusia melalui laut dengan minyak mentah dari wilayah lain," kata konsultan FGE dalam sebuah catatan.

Data awal pekan ini menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun tajam karena produsen utama dunia itu mengekspor rekor 5 juta barel minyak per hari pekan lalu, dengan perusahaan-perusahaan minyak mendapat permintaan dari negara-negara Eropa yang ingin menggantikan minyak mentah Rusia.

Namun, jumlah rig minyak AS, indikator awal pasokan masa depan, tidak berubah pada 601 rig minggu ini, menurut Baker Hughes Co, karena perusahaan-perusahaan energi perlahan-lahan meningkatkan produksi ke tingkat pra-pandemi dengan produksi minyak serpih pada September diperkirakan akan mencapai level tertinggi sejak Maret 2020.

Sementara itu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) memangkas posisi net long minyak mentah AS dan posisi opsi di New York dan London sebesar 18.389 kontrak menjadi 154.824 dalam pekan hingga 16 Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper