Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) telah mencatat perolehan kontrak baru sampai dengan akhir Juli sebesar Rp13,55 triliun.
Perolehan kontrak baru ini tumbuh 41,9 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp9,549 triliun.
Bakhtiyar Efendi, Sekretaris Perusahaan PTPP, menjelaskan perolehan kontrak baru yang berhasil diraih oleh PTPP sampai dengan akhir Juli tersebut terdiri atas sejumlah proyek besar.
“PTPP berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp13,550 triliun sampai dengan akhir Juli 2022. Dengan total perolehan tersebut, PTPP masih terus mengejar perolehan kontrak baru di tahun ini mencapai target yang telah ditetapkan oleh manajemen," paparnya, Selasa (16/8/2022).
Sejumlah proyek yang digarap PTPP antara lain pembangunan proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B Pelabuhan Tanjung Priok sebesar Rp3,83 triliun, proyek pekerjaan Pipeline Semarang-Batang sebesar Rp1,06 triliun, proyek pembangunan Pertamedika Sanur Bali sebesar Rp621 miliar.
Proyek lainnya, yakni Work Unit Rate Earthwork sebesar Rp421 miliar, pekerjaan pembangunan Simpang Susun Jalan Tol Serang-Panimbang sebesar Rp341 miliar, proyek Landmark BSI Aceh sebesar Rp296 miliar, pekerjaan
Baca Juga
interior gedung Kejaksaan Agung RI sebesar Rp286 miliar, pekerjaan tambah proyek pembangunan Dermaga Benoa sebesar Rp232 miliar, proyek Bandara Halim Perdanakusuma.
Jakarta sebesar Rp207 miliar, dan Anak Usaha sebesar Rp4,04 triliun.
Sampai dengan Juli 2022, kontrak baru dari BUMN (SOE) mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 74 persen, disusul oleh Pemerintah (Government) sebesar 22 persen, dan Swasta (Private) sebesar 4 persen.
Komposisi perolehan proyek tersebut terdiri dari Induk sebesar 70,18 persen dan Anak Usaha sebesar 29,82 persen. Sedangkan, berdasarkan lini bisnis perusahaan komposisi perolehan kontrak baru perusahaan terdiri dari lini bisnis jasa konstruksi (pekerjaan infrastruktur & pekerjaan sipil, gedung, jalan tol & jembatan) sebesar 62 persen, EPC sebesar 8 persen, Anak Usaha sebesar 30 persen.
Adapun jasa konstruksi tersebut didominasi oleh pekerjaan infrastruktur dan pekerjaan sipil sebesar 50 persen, gedung sebesar 39 persen, dan jalan tol & jembatan sebesar 11 persen.
Sampai dengan Kuartal II, PTPP telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,898 triliun atau tumbuh sebesar 115 persen secara yoy dibanding penyerapan tahun 2021 sebesar Rp882 miliar.
Capex tersebut telah dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek investasi lanjutan maupun carry over. Adapun komposisi penyerapan Capex hingga Kuartal II/2022 yakni Anak Usaha Utama sebesar Rp645 miliar, Anak Usaha Non Utama sebesar Rp1,23 triliun, dan Afiliasi sebesar Rp16 miliar.
"Untuk memaksimalkan perolehan kontrak baru di tahun ini, PTPP akan berfokus kepada proyek-proyek strategis yang dimiliki oleh Pemerintah dan BUMN," terangnya.