Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit, PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) baru saja merilis kinerja tahun penuh 2021. Pendapatan bersih CARE naik, tetapi laba bersihnya tergerus sepanjang 2021.
Berdasarkan laporan keuangan tahun penuh 31 Desember 2021 yang telah diaudit, dikutip Senin (15/8/2022), pendapatan bersih CARE naik 34,5 persen dari Rp216,29 miliar pada 2020 menjadi Rp290,93 miliar.
Kinerja meningkat tersebut berasal dari pendapatan rawat inap yang naik dari Rp194,2 miliar menjadi Rp227,74 miliar per tahun penuh 2021. Sementara, kinerja rawat jalan naik 115 persen menjadi Rp97,98 miliar per 31 Desember 2021.
Selanjutnya, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp145 miliar per 2021 dibandingkan dengan Rp113,4 miliar pada 2020. Hasilnya, laba bruto CARE tetap naik menjadi Rp145,93 miliar.
Selanjutnya, beban usaha yang meningkat menjadi Rp131,83 miliar membuat laba usaha CARE menjadi Rp14,09 miliar. Hal ini berbanding terbalik dengan laba usaha pada 2020 yang pada posisi rugi usaha Rp15,51 miliar karena beban usaha lebih tinggi dari laba bruto.
Sayangnya, laba usaha 2021 tergerus beban keuangan yang meningkat menjadi Rp25,83 miliar, serta terjadinya penurunan pendapatan keuangan menjadi hanya Rp15,78 miliar dari posisi Rp40,42 miliar pada 2020.
Baca Juga
Hasilnya, laba sebelum pajak CARE turun dari posisi Rp13,79 miliar pada 2020 menjadi Rp6,5 miliar pada 2021.
Dengan demikian laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2021 tercatat Rp6,09 miliar turun 56,42 persen dari Rp14,13 miliar pada 2020.
Laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tergerus menjadi hanya Rp0,183 per saham dari Rp0,507 per saham.
Posisi liabilitas CARE juga menanjak tajam dari hanya Rp154,91 miliar pada Desember 2020 menjadi Rp912,94 miliar pada Desember 2021. Peningkatan terutama pada pos liabilitas jangka panjang dengan kehadiran wesel bayar senilai Rp648,22 miliar pada 2021.
Adapun, total aset CARE naik dari Rp3,44 triliun pada 2020 menjadi Rp4,21 triliun pada 2021.
Kenaikan terjadi terutama pada pos aset lancar investasi jangka pendek yang naik Rp450 miliar menjadi Rp650 miliar pada 2021. pada pos aset tidak lancar, aset tetap bersih juga meningkat dari Rp2,17 triliun menjadi Rp2,91 triliun.