Bisnis.com, JAKARTA - Turun drastisnya jumlah pasien Covid-19 terindikasi berpengaruh terhadap performa bisnis emiten pengelola Rumah Sakit Metro Healthcare, PT Metro Helathcare Indonesia Tbk. (CARE). Secara garis besar, kinerja keuangan CARE tampak jauh lebih lesu dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, CARE ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp112,66 miliar. Nominal ini merefleksikan penurunan 16,43 persen dari perolehan Rp146,26 miliar secara year-on-year (yoy).
Penurunan pendapatan yang signifikan ini tidak dibarengi penurunan beban pokok pendapatan yang tetap tinggi. CARE hanya mencatatkan penurunan 1,5 persen beban pokok pendapatan menjadi Rp65,98 miliar. Karenanya, laba bruto CARE pun anjlok dari Rp79,59 miliar menjadi Rp46,68 miliar.
Beban usaha juga meroket dari Rp63,22 miliar menjadi Rp76,64 miliar. Hasilnya, CARE mencatatkan rugi usaha sebesar Rp29,96 miliar. Ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, ketika perseroan melaporkan laba usaha Rp16,37 miliar.
Setelah dikurangi beban keuangan yang tumbuh berkali-kali lipat menjadi Rp42,14 miliar, serta beban lain-lain, CARE mencatatkan rugi periode berjalan Rp51,9 miliar pada semester I/2022.
Adapun, pada bottom line CARE mencatatkan rugi bersih Rp51,74 miliar di 6 bulan 2022 ini, berbanding terbalik dari laba bersih Rp15,7 miliar pada semester I/2021.
Total liabilitas CARE turun tipis dari Rp912,94 miliar pada akhir tahun lalu menjadi Rp906,3 miliar per Juni 2022. Sementara itu, total aset CARE turun dari Rp4,21 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp4,15 triliun pada tengah tahun ini.
Posisi ekuitas CARE masih kuat dengan catatan ekuitas positif Rp3,24 triliun per 30 Juni 2022. Sedangkan, posisi kas dan setara kas per Juni 2022 sebesar Rp462,94 miliar lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp614,52 miliar.