Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah saat perayaan HUT ke-45 Pasar Modal hari ini, Rabu (10/8/2022) di tengah tekanan saham big cap seperti TLKM dan BBRI.
IHSG ditutup turun 0,23 persen atau 16,64 poin menjadi 7.086,24. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 7.021,67-7.086,83.
Terpantau 193 saham naik, 317 saham melemah, dan 171 saham stagnan. Total transaksi Rp12,4 triliun.
Saham big cap BBRI, BBCA, dan TLKM menjadi yang paling banyak ditransaksikan masing-masing senilai Rp887,2 miliar, Rp813,5 miliar, dan Rp737,2 miliar. Saham BBRI turun 2,27 persen, dan saham TLKM turun 1,72 persen, sedangkan BBCA stagnan atau sama seperti kemarin.
Sebelumnya, analis memprediksi penguatan IHSG beberapa hari terakhir berpotensi tertahan setelah kemarin, Selasa (9/8/2022) ditutup menguat 0,2 persen ke level 7.102.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan kombinasi jatuhnya Indeks DJIA sebesar 0,18 persen disertai turunnya harga beberapa komoditas seperti nikel turun dihari kedua sebesar 0,53 persen dan timah turun dihari kedua sebesar 0,63 persen menjadi beban bagi gerak IHSG.
Baca Juga
Selain itu, hal tersebut terjadi di tengah mulai merangkak naiknya yield Obligasi AS tenor 10 tahun, semakin menambah faktor penahan IHSG untuk menguat tipis.
“Padahal seharusnya IHSG bisa menguat lebih besar karena didorong katalis penguatan EIDO sebesar 0,38 persen serta naiknya harga beberapa komoditas seperti batu bara 4,02 persen, minyak 0,05 persen, emas 0,28 persen serta CPO menguat 1,03 persen,” kata Edwin dalam riset harian.
Hari ini, stake holder pasar modal merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-45 pembukaan perdagangan dan diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman memaparkan di antara bursa Asean, Indonesia menjadi bursa dengan IPO terbanyak di Asean dalam empat tahun berturut-turut sejak 2018. Bursa Indonesia juga berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi sebanyak 39 persen dibandingkan dengan 2017.
Dari sisi investor pasar modal, jumlah investor Indonesia mencapai 9,4 juta, di mana 4 juta di antaranya adalah investor saham. Jumlah tersebut meningkat 8 kali lipat dari 2017 dan 59 persen dari investor tersebut di bawah 30 tahun atau milenial.
“Namun demikian juga masih ada tantangan bagi kita bahwa transaksi harian kita saat ini dari 4 juta investor, atau total 9 juta investor, baru sekitar 200.000 sampai 300.000. Artinya kita perlu lebih banyak dipenuhi investor dari 4 juta tadi yang harus lebih aktif bertrading harian,” kata Iman.