Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi sejauh ini tercatat memimpin pertumbuhan laba bersih pada kuartal II/2022. Sektor ini dipandang memiliki prospek positif menjelang tahun politik 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan dari 314 perusahaan yang telah melaporkan kinerja kuartal II/2022, emiten sektor teknologi memimpin pertumbuhan laba. Kemudian diikuti oleh saham sektor transportasi dan logistik serta sektor energi.
“Pada kuartal II/2022, baru 314 emiten yang kami catat menyampaikan laporan. Rata-rata pertumbuhan laba tertinggi dicatat oleh emiten sektor teknologi, kemudian diikuti sektor transportasi dan logistik, kemudian di sektor energi, growth cukup signifikan,” kata Inarno dalam konferensi pers peringatan 45 tahun reaktivasi Pasar Modal, Rabu (10/8/2022).
Inarno melaporkan terdapat 722 emiten yang telah melaporkan laporan keuangan kuartal I/2022 dengan pertumbuhan laba bersih total mencapai 110 persen menjadi Rp167,52 triliun.
Terpisah, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M. mengakui bahwa emiten sektor teknologi tengah menghadapi tekanan di tengah sentimen kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia. Namun dalam jangka panjang, terutama menjelang Pemilihan Umum 2024, sektor teknologi akan memperoleh sentimen positif.
“Saham sektor teknologi saat ini menghadapi tekanan sentimen tingkat suku bunga. Namun ada sentimen positif menjelang Pilpres 2024. Perusahaan teknologi kemungkinan akan mulai memperoleh proyek pada akhir tahun ini. Proyek terkait Pilpres dan konten, itu sudah mulai datang. Sudah ada beberapa emiten yang melaporkan ke kami,” kata Roger, Selasa (9/8/2022).
Baca Juga
Saham-saham dalam sektor teknologi terpantau menguat 0,70 persen pada pukul 14.05 WIB, Rabu (10/8/2022), dengan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) memimpin penguatan dengan kenaikan 2,37 persen ke harga Rp2.160 per saham. Saham teknologi berkapitalisasi besar lainnya seperti GOTO, DCII, dan BUKA terpantau bergerak stagnan.
“Pada 2022 dan 2023, terutama 6 bulan menjelang Pemilihan Umum, akan banyak sentimen positif untuk emiten sektor teknologi,” lanjut Roger.
