Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (9/8/2022), mengingat investor masih memantau rilis data inflasi.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 23,50 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.852,50 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS justru melemah 0,25200 poin atau 0,24 persen ke posisi 106,1830.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor saat ini menunggu data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini, yang dapat mengambil tekanan dari Federal Reserve dan menempatkannya pada greenback jika itu menunjukkan laju kenaikan harga telah mencapai puncaknya.
Sementara itu, pasar saham AS melihat sesi yang bergejolak pada hari Senin di tengah kantong pendapatan yang beragam, yang mendorong permintaan safe haven.
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan perdagangan besok, Rabu (10/8/2022) ditutup menguat.
“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.830 - Rp14.890,” ungkap Ibrahim.
Baca Juga
Dolar AS menyusut terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (10/8/2022) pagi waktu Jakarta. Dolar AS masih melemah karena ekspektasi luas inflasi AS lebih lemah menjelang data inflasi utama.
Data ini dinanti karena dapat memberikan petunjuk tentang seberapa agresif Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada September. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,06 persen menjadi 106,3750 pada akhir perdagangan.
Rupiah melanjutkan depresiasi terhadap dolar AS sebesar 0,15 persen menjadi Rp14.874,50 pada siang hari ini, pukul 13.25 WIB.
Nilai tukar rupiah melemah 0,12 persen atau 18 poin terhadap dolar AS, menjadi US$14.870,50 pada jeda siang hari ini, pukul 11:43 WIB.
Rupiah terpantau melemah terhadap dolar as, pada pukul 09.16 WIB, Rabu (10/8/2022). Rupiah terdepresiasi sebesar 0,09 persen menjadi Rp14.866,50 terhadap dolar AS.